"Justru saat begini kita perlu evaluasi. Makan benar dengan olahan nusantara itu sehat banget. Ayam bisa dipepes, soto, garang asem, kari atau gulai," ungkapnya.
Bahkan, rempah-rempah yang dipakai sebagai penyedap rasa dalam pengolahan makanan tradisional ini, berlaku sebagai functional food.
Dimana sifat antioksidan dan mineralnya justru akan mempertinggi kualitas masakan yang bisa menjadimakanan yang bisa mempercepat penyembuhan pasien Covid-19.
Namun, Ia mengingatkan, dalam mengolah masakan nusantara, ada baiknya tidak melenceng dari resep aslinya.
Seperti saat memasak rendang, bumbu rempah-rempah harusnya disangrai. Tetapi sekarang, banyak resep justru menyarankan pembuatannya dengan cara ditumis.
"Kebanyakan orang jadi ngasal, karena mau praktis dan cepat. Padahal tubuh manusia butuh gizi yang diperlakukan dengan baik dan benar. Bukan kesesatan teknologi," pungkasnya.
Sementara itu dikutip dari laman who.int, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan untuk orang dewasa yang terinfeksi Covid-19 agar memakan berbagai makanan segar dan makanan yang tidak diolah.
Dilansir laman WHO, berikut ini sarannya:
1. Setiap hari, makanlah: 2 cangkir buah (4 porsi), 2,5 cangkir sayuran (5 porsi), 180 gram biji-bijian, 160 gram daging dan kacang-kacangan.
Daging merah dapat dimakan 1-2 kali seminggu dan unggas 2 −3 kali per minggu.
2. Makan buah-buahan, sayuran, polong-polongan (misalnya lentil, kacang-kacangan), kacang-kacangan atau biji-bijian (misalnya jagung yang belum diolah, millet, oat, gandum, beras merah atau umbi atau akar bertepung seperti kentang, ubi, talas atau singkong), dan makanan dari hewan sumber (misalnya daging, ikan, telur dan susu).