Saat ditanya apakah Ferry masih kuat untuk video call, ia hanya menjawab dengan mengacungkan jempol.
"Kalau enggak kuat harus pakai alat itu sayang. 'Terserah kamu' (jawab Ferry). Dia ngomong pelan, tapi ketawa. 'Enggak apa-apa ya sayang ya'. Karena dokter minta harus dimasukin itu (alat)," papar Ririn.
Ferry pun saat itu mengacungkan jempolnya sebagai tanda setuju untuk dipasang alat.
Sebelum selesai video call, Ferry mengatakan kepada Ririn, "Baik-baik ya di sana".
Selang sekitar 4 jam dari video call itu, Ririn mendapat kabar bahwa Ferry meninggal dunia.
"Jadi itu terakhir aku video call. Dimasukin alatnya dan berapa lama kemudian ternyata dia enggak ada," ucap Ririn sambil menangis.
"Jadi itu memang itu terakhir kali kita ngobrol ibaratnya, aku lihat dia ketawa, lihat muka dia, ada interaksi, itu terakhir," lanjut Ririn sambil terisak.
Ririn mendapat kabar Ferry meninggal saat ia sedang menjalani tawaf terakhir.
"Aku tawaf terakhir kayak cium wangi dia lewat," kata Ririn.
Ririn pun menceritakan hal itu kepada ibunya yang menemaninya umrah.