Sementara itu, dalam pemberitaan Kompas.com, 12 Oktober 2017, dokter Spesialis Gizi Klinik, dr Johanes Chadrawinata, SpGK, mengatakan, biji-bijian menyebabkan usus buntu hanya sebuah mitos.
“Itu hoax. Sebenarnya kalau ditanya ke dokter bedah yang menangani usus buntu, pernah enggak menemukan jambu batu di situ?
Ya tidak ada. Jadi itu semuanya mitos,” kata Johanes.
Ia menjelaskan, usus buntu disebabkan oleh peradangan.
Risiko usus buntu terkait genetik
Selain adanya penyumbatan di dalam usus buntu, ternyata masalah genetik juga bisa memperbesar risiko usus buntu.
Seorang anak yang memiliki orangtua usus buntu, maka risikonya meningkat 10 kali lipat dibandingkan mereka yang tak memiliki riwayat.
Melansir Hello Sehat, kemungkinan keterkaitan keturunan usus buntu ini berhubungan dengan golongan darah dengan siste, HLA (antigen leukosit manusia).
Misalnya, orang dengan golongan darah A memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami usus buntu dibanding golongan O.
Bahaya usus buntu Kepada Kompas.com, Johanes mengatakan, peradangan usus buntu bisa berbahaya jika tak ditangani dengan cepat.