Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ibu Hamil yang Minum Alkohol di Awal Kehamilan Berpotensi Merusak Perkembangan Otak Janin, Ini Penjelasannya

Rachel Anastasia - Selasa, 13 Oktober 2020 | 11:31
Ilustrasi hamil.
Freepik/jcomp

Ilustrasi hamil.

Ibu Hamil yang Minum Alkohol di Awal Kehamilan Berpotensi Merusak Perkembangan Otak Janin, Ini Penjelasannya

GridHITS.id - Ternyata minuman ini memang tidak boleh dikonsumsi oleh seorang ibu yang sedang berada pada masa awal kehamilan.Pasalnya, minuman ini jika dikonsumsi lebih dari dua gelas dalam seminggu pada awal kehamilan sudah cukup menghambat perkembangan otak bayi.Bahkan jika seorang ibu berhenti minum alkohol dan merasa belum terbiasa, bisa-bisa meningkatkan anak menderita gangguan.Gangguan yang paling umum adalah gangguan psikologis dan perilaku, seperti kecemasan berlebih dan depresi.

Baca Juga: Tak Perlu Takut Lagi Berhubungan Intim Saat Kandungan Semakin Besar, Justru Bisa Menghindarkan Bumil dari Persalinan Secara Caesar

Baca Juga: Setelah Berjuang Agar Positif Hamil, Jerit Tangis Zaskia Sungkar Pecah Saat Dokter Beritahu Kondisi Rahimnya yang Mengagetkan Hingga Dipeluk Erat Irwansyah : Banyak Banget MasalahnyaMaka dari itu penting untuk wanita mengetahui soal kehamilannya, sebab masih ada beberapa wanita yang tidak tahu bahwa mereka sedang hamil di enam hingga tujuh minggu pertama.Sehingga tidak berhati-hati saat mau konsumsi sesuatu.Melansir dari Daily Mail, sekitar 40 persen wanita di Inggris masih konsumsi alkohol selama masa kehamilannya.Negara tersebut dinobatkan menjadi salah satu dengan tingkat tertinggi di Eropa.Penulis utama, mahasiswa doktoral Briana Lees, mengatakan:

"Penelitian kami menemukan bahkan alkohol dalam jumlah kecil saat hamil dapat berdampak signifikan pada perkembangan otak.Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa penggunaan alkohol yang sangat banyak selama kehamilan dapat membahayakan bayi." ujar Briana Lees."Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa alkohol apa pun selama kehamilan dikaitkan dengan efek perilaku dan psikologis yang halus namun signifikan pada anak-anak termasuk kecemasan, depresi, dan perhatian yang buruk." tambahnya lagi.Tapi Miss Lees, dari University of Sydney, menambahkan:

Baca Juga: Merana Tanggung Kehamilan Seorang Diri Lantaran Rizki DA Ogah Akui Darah Dagingnya, Nadya Mustika Terpaksa Penuhi Semua Ngidamnya Sendiri Tanpa Sedikit pun Perhatian dari Suami

Baca Juga: Angelica Simperler Malah Ngidam Brutu di Usia Kehamilan Injak 5 Bulan, Perlakuan Tak Terduga Suami dan Anak Sambung Disorot"Umumnya, semakin banyak seorang anak terpapar alkohol dalam kandungan, semakin parah hasilnya." ujar Miss Lees."Anak-anak mengalami efek negatif bahkan jika mereka hanya terpapar alkohol dalam kadar rendah selama awal kehamilan dan kemudian ibunya berhenti minum.

Kesulitannya adalah banyak wanita tidak tahu bahwa mereka hamil pada tahap awal itu." tegasnya lagi.Sehingga pilihan paling aman selama kehamilan ada berpantang alkohol.

Untuk penelitian tersebut, wawancara diadakan dengan orang tua dari sekitar 10.000 anak berusia sembilan hingga sepuluh tahun, mengungkapkan bahwa sekitar 25 persen telah terpapar alkohol di dalam rahim.Sebagian besar dari kelompok ini, 60 persen, hanya terpapar pada tingkat yang rendah selama enam hingga tujuh minggu pertama sebelum wanita mengetahui bahwa mereka hamil.Tetapi mereka yang terpapar minum alkohol dalam kandungan yang rendah setiap saat lebih cenderung memiliki masalah psikologis atau perilaku.

Baca Juga: Jangan Sembarangan! Catat 5 Makanan Ibu Hamil Ini Agar Janin Tumbuh Jadi Sehat

Baca Juga: Seberapa Sering Anda Bercinta dengan Pasangan? Ketahui Frekuensi Ideal Berhubungan Intim Supaya Cepat Positif HamilPerbedaan volume otak dan luas permukaan terlihat pada data pemindaian MRI, kata studi tersebut di American Journal of Psychiatry.Paparan minuman keras yang sedikit lebih berat ditemukan meningkatkan risiko mengalami gangguan attention deficit hyperactivity sekitar 25 persen.Anak-anak yang ibunya minum tujuh kali atau lebih dalam seminggu saat hamil memiliki risiko 30 persen lebih tinggi mengalami gangguan oposisi dan umumnya lebih cenderung menunjukkan perilaku agresif.

Source :Daily Mail

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x