- Gawat janin (pernafasan bayi di atas 160 atau bahkan di atas 180 kali/menit)
- Prolapsus umbilikalis (tali pusat keluar mendahului bayi)
- Bayi besar (> 4 kg)
- Mencegah hipoksia janin (janin kekurangan oksigen), misal karena preeklampsia (tekanan darah tinggi yang menyertai kehamilan)
Tindakan medis ini dinilai lebih aman untuk dilakukan, apabila ada kondisi medis yang tidak mendukung dilakukannya persalinan normal dengan kemajuan ilmu kedokteran di masa sekarang.
Seperti meningkatnya perawatan pra dan pasca-bedah, penemuan antiobiotika dengan spektrum luas untuk mencegah dan mengobati infeksi, transfusi darah untuk mengatasi syok, dan kemajuan teknik anestesi (pembiusan).
"Kemajuan teknik operasi, perkembangan ilmu perinatologi, serta bertambahnya tenaga terlatih," Wawang memaparkan sejumlah kemajuan yang dimaksud.
Dengan kondisi seperti sekarang ini, maka tindakan dan indikasi bedah caesar menjadi lebih aman dan luas, dibandingkan dengan tindakan yang sama di masa lalu.
Akan tetapi, operasi ini bukannya tidak memiliki risiko sama sekali yakni memilikirisiko yang paling nyata adalah saat ibu akan kembali melahirkan di kehamilan selanjutnya.
"Pada kehamilan berikutnya terutama waktu melahirkan, maka pada ibu-ibu yang pernah operasi sesar mempunyai risiko yang meningkat, karena adanya parut pada rahim yang merupakan titik lemah," kata Wawang.