Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Mengenang Peran Penting Sapardi Djoko Damono dalam Dunia Literatur Indonesia hingga Kerap Meraih Penghargaan Tingkat Dunia

Hanifa Qurrota A'yun - Minggu, 19 Juli 2020 | 11:35
Bapak Sapardi Djoko Damono
Kompas.com

Bapak Sapardi Djoko Damono

Dalam Sastra Indonesia Modern II (1989) karya A Teeuw, Sapardi digambarkan sebagai cendekiawan muda yang mulai menulis sekitar 1960. Terlihat perkembangan jelas dalam puisi Sapardi terutama dalam hal susunan formal puisi-puisinya.

Ia dianggap sebagai penyair yang orisinil dan kreatif.

Puisi Sapardi Djoko Damono banyak dikagumi karena banyak kesamaan dengan yang ada dalam persajakan Barat yang disebut simbolisme sejak akhir abad ke-19.

Beberapa karya Sapardi Djoko Damono antara lain Duka-Mu Abadi (1969), Mata Pisau (1974), Perahu Kertas (1983), Sihir Hujan (1984), Hujan Bulan Juni (1994), dan Arloji (1998).

Serta Ayat-ayat Api (2000), Mata Jendela (2000), Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro (2003), kumpulan cerpen Pengarang Telah Mati (2001), dan kumpulan sajak Kolam (2009).Buku-buku karya Sapardi Djoko Damono yaitu Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas (1978), Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang (1979), Kesusasteraan Indonesia Modern: Beberapa Catatan (1999), Novel Jawa 1950-an: Telaah Fungsi, Isi dan Struktur (1996), Politik, Ideologi dan Sastra Hibrida (1999), Sihir Rendra: Permainan Makna (1999), dan Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan: Sebuah Catatan (2004).

Sapardi juga menerjemahkan beberapa karya sastra asing ke dalam Bahasa Indonesia.

Seperti Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and the Sea karya Hemingway), Puisi Cina Klasik, Puisi Klasik, Shakuntala, Amarah I dan II (The Grapes of Wrath karya John Steinbeck), dan lain-lain.

Sapardi Djoko Damono telah menerima berbagai penghargaan dan hadiah sastra dari dalam dan luar negeri.

Pada 1963 Sapardi mendapat Hadiah Majalah Basis atas puisi Ballada Matinya Seorang Pemberontak.

Pada 1978 ia menerima Cultural Award dari pemerintah Australia.

Pada 1983, ia memperoleh hadiah Anugerah Puisi-Puisi Putera II atas bukunya Sihir Hujan dari Malaysia.

Pada 1984 Dewan Kesenian Jakarta memberi penghargaan atas buku Perahu Kertas.

Source : KOMPAS.com

Editor : Hits

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x