Dalam wawancara tersebut, presiden 73 tahun itu menyanggah pemerintahannya dianggap tak cukup cepat mengatasi pandemi.
"Kami bertindak di jalur yang benar."
Meski begitu, sang presiden mengakui bahwa korban meninggal karena Virus Corona bisa mencapai ratusan ribu orang, jauh melebihi prediksinya.
Dua pekan lalu, pemimpin dari Partai Republik itu memprediksi sekitar 50.000 sampai 60.000 orang Amerika Serikat akan kehilangan nyawanya.
Namun, setelah data motalitas melebihi 68.000, dia menyebut parameternya sudah berubah.
"Kami akan kehilangan 75, 80, sampai 100.000 orang," paparnya.
Pernyataan tersebut senada dengan penjelasan koordinator Gedung Putih untuk wabah, Dr Deborah Birx, kepada Fox News Sunday.
Dikutip Los Angeles Times, sejak awal, jajarannya sudah memprediksi hampir seperempat orang akan mati karena wabah, meski negara sudah menerapkan karantina wilayah.
"Proyeksi kami selalu berada di antara 100.000-240.000 orang Amerika Serikat meninggal, meski dengan mitigasi penuh dan orang mempertimbangkan pembatasan sosial," kata dia.
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Donald Trump dapat Surat Misterius dari Perawat Wuhan, Singgung Medis Amerika Serikat dan China