Menurutnya, hal tersebut tak terlepas dari peran seorang guru yang berhasil membuatnya berhubunganatas ajaran-ajaran yang diberikan.
"Ini susah banget gue belajar, pas ketemu guru yang tepat itu, itu penting banget. Apa yang dikasih ilmu-ilmunya, yang dibutuhkan, yaudah semakin, 'oh iya'," terangnya.
"Believe it or not, you know there's a really good quote yang gue sepakat, 'seorang murid itu nggak akan mendapat jawaban sampai dia siap'. Lo mau ketemu guru sebanyak apapun, kalau hati nggak siap, ilmunya nggak masuk," tambahnya kemudian.
Ketika Dewi Sandrasudah merasa mendapatkan sosok yang tepat untuk bisa membimbingnya menemukan jawaban hidup saat berhijrah, ia pun mengubah pola pikirnya.
Menurut mantan istri Surya Saputra itu, untuk bisa mulai menerima masukan-masukan dari seorang, setiap orang harus merasa jika dirinya tak memiliki pengetahuan apa-apa akan hal tersebut.
Pola demikian lah yang diterapkan Dewi Sandra dalam proses pencarian jawaban atas segala kegelisahan hidupnya saat baru mulai untuk mendalami agama islam.
"Belajar agama, lo harus zero banget. Harus bikin diri lo bego, lemah, zero. Ketika punya pemahaman, lo akan berdebat dan gue melewati fase itu ya. So i went through 5 years my hijrah kayak gitu, dari satu guru ke guru lainnya," paparnya.
Tak menyerah dalam perjalanan hijrahnya, akhirnya Dewi Sandra pun menemukan seseorang yang ilmunya dirasa tepat olehnya.
"Akhirnya dapet satu guru yang cocok, cara menyampaikannya benar, ilmunya tepat. Yang gue pelajarin dari guru ini, ketika lo minta sesuatu yang berhubungan sama agama, lo harus minta. you have to asked for it. spesifically dalam doa," jelasnya.