"Dimana sinar ultraviolet tipe C itu dapat membunuh virus. Cara kerjanya itu lampu sinar ultra violet ini memiliki panjang gelombang antara 200-280 nano meter. Dimana panjang gelombang tersebut dapat membunuh atau mengurang DNA dari virus corona. Maka, virus itu dapat dibilang terbunuh," ujar Risnanda Satriatama selaku Manajer Riset dan Pengembangan AUMR melansir dari kanal YoutubeBBC Newspada Selasa, (04/05/2020).
Robot AUMR ini masih dalam tahap proses uji coba di Universitas Telkom Bandung.
Robot AUMR dapat beroperasi selama kurang lebih enam jam, dan sengaja dirancang dengan pengendalian sistemjarakjauh.
Karena siar ultraviolet tipe C yang ada di dalam robot tersebut jika terpantul dari jarak dekat maka akan membahayakan kulit dan mata jika terkena langsung manusia.
80% komponen dari robot AUMR merupakan berasal dari Indonesia langsung.
Biaya riset dan pengembangannya juga mencapai Rp. 200 juta rupiah, namun apabila nantinya AUMR akan diproduksi massal maka biayanya hanya mencapai Rp. 80 juta- 100 juta rupiah.
Dua rumah sakit yang akan pertama kali menggunakan AUMR adalah Wisma Atlet di Jakarta dan juga RS. Hasan Sadikin, Bandung.