Menurutnya, sejumlah gempa yang merusak dunia diawali dengan gejala alamiah, yakni munculnya cacing tanah secara massal.
Ia mencontohkan 10 hari menjelang gempa Chi Vhi di Taiwan pada tahun 1999, muncul cacing dalam jumlah banyak.
Daryono menjelaskan menurut Grant dan Conlan, kemunculan cacing tanah di permukaan menjelang terjadinya gempa bumi terkait dengan adanya anomali gelombang elektromagnetik frekuensi rendah.
Sejumlah cacing ternyata merespon anomali kelistrikan ini dengan cara keluar dari dalam tanah secara hampir bersamaan.
Namun ia mengatakan, munculnya cacing dalam jumlah banyak jelang gempa bumi juga didukung dengan data perilaku gejala alam lainnya.
"Gejala alam yang tak lazim seperti kemunculan ular di beberapa tempat, anjing yang terus menggonggong bersahutan, dan ikan yang melompat-lompat di dalam kolam," sambung Daryono.
Terkait munculnya cacing di Jawa Tengah, Daryono mengatakan hal tersebut belum dapat dikatakan sebagai petunjuk akan terjadinya gempa.
Sebab, fenomena cacing tanah di daerah tersebut berdiri sendiri, tidak didukung oleh adanya bukti-bukti alamiah lain dan anomali prekursor gempa bumi.