Ilustrasi virus corona
Tak lama setelah dilakukannya tes swab, pasien tersebut meninggal dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Cibinong.
Berdasarkan diagnosis dokter, pasien itu dinyatakan meninggal akibat penyakit jantung dan pasien juga tidak dinyatakan sebagai PDP, sehingga pasien tersebut dimakamkan tidak dengan tata cara pemakaman Covid-19.
Prosesi pemakaman itu juga berdasarkan keputusan darikepada desa setempat.
"Menurut informasi dari kepala desa, bahwa tidak ada informasi yang bersangkutan itu corona begitu, karena menurut kepala desa pemakaman pun biasa saja (tidak prosedur pasien Corona) karena dari riwayat jantung yang bersangkutan," tutur Heri, dikutip dari detik.com.
Setelah jenazah dimakamkan, keluarga pasien langsung menggelar tahlilan selama tujuh hari dan dihadiri warga sekitar.
"Sekitar ada 20 hingga 25 (warga ikut tahlilan) lah itu baru estimasi dari Pak RW, tidak semua sih (satu kampung), mudah-mudahan, belum dilihat juga interaksinya seperti apa, apa cuma datang takziah aja atau berinteraksi dengan tuan rumah," sebut Heri.
Di hari ke delapan usai dikuburkan jenazah tersebut, hasil swab baru keluar dan pasien tersebut dinyatakan positif Covid-19.
"Tujuh hari kemudian, Pemkab Bogor mengeluarkan informasi bahwa jasad itu positif corona. Sekampung kaget dan langsung jadi ODP," jelas Heri.
Kabar mengejutkan itu juga tersebar melalui pesan berantai di kalangan warga lewat aplikasi WhatsApp.