"Kami secara mandiri melakukan tracing dengan siapa saja korban ini berinteraksi langsung dan menemukan sedikitnya 90 orang dari 30 kepala keluarga (KK) di tiga dusun," jelas Nashirudin.
Baca Juga:Dianggap Kuat dan Mematikan, Ternyata Virus Corona Dapat Lenyap Dengan Benda ini!
Baca Juga:Andrea Dian Bongkar Tenaga Medis yang Kewalahan Tangani Penderita Corona, 'Pasien Membeludak'
Bukan hanya itu, pemerintah desa (pemdes) setempat juga menutup akses jalan dusun.
Warga diminta menjaga jarak dan berada di rumah masing-masing.
Sebagai gantinya, pemdes menanggung biaya hidup warga yang melakukan isolasi mandiri sebesar Rp 50 ribu tiap KK per hari.
Biaya hidup tersebut akan diberikan dalam bentuk bahan pangan atau paket sembako.
"Biaya hidup dari 30 KK selama 14 hari, jadi total sekitar Rp 21 juta. Akan dialokasikan dari APBDes, tapi dari hasil konsultasi dengan bupati katanya mau di-back up," tandas Nashirudin.
Kondisi tersebut, membuat pemerintah desa melakukan local lockdown di dusun itu.
Upaya yang dilakukannya itu menggangu aktivitas masyarakat dari dusun lain.
"Dusun itu ada berada di ujung jadi tidak mengganggu akses kemana-mana, "ujarnya.
Local lockdown ternyata menimbulkan masalah di dusun itu.