Baca Juga: Sebarkan Hoax ditengah Pandemi, Begini Nasib Sosok yang Sebut Penutupan Jalan di Jakarta
Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa penyemprotan itu bukan hal yang disarankan.
Melalui laman Instagram @who, disebutkan bahwa penyemprotan disinfektan ke seluruh tubuh seseorang tidak bisa membunuh virus yang terlanjur masuk ke dalam tubuh.
Sebaliknya, penyemprotan tersebut justru bisa merusak pakaian yang dikenakan, bahkan melukai tubuh orang yang menerima tindakan tersebut.
Pasalnya,cairan disinfekan mengandung bahan kimia berupa alkohol yang memiliki risiko jika disemprotkan ke tubuh.
"Cairan disinfektan bisa membersihkan virus pada permukaan benda-benda dan bukan pada tubuh atau baju dan tidak akan melindungi Anda dari virus jika berkontak erat dengan orang sakit," bunyi keterangan dalam laman resmi tersebut seperti dikutip dari Kompas.com.
Alkohol merupakan bahan kimia yang mudah terbakar jika ada di dekat api, terutama ketika diterapkan dengan cara disemprotkan.
Jika mengenai kulit, cairan ini dapat mengiritasi kulit yang terluka. Sementara jika terhirup maka dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan mempengaruhi saraf sistem pusat.
Baca Juga: Medina Zein Buka Suara Atas Klarifikasi Laudya Cynthia Bella: jadi Aneh
Sementara itu, zat klorin yang juga terdapat dalam disinfektan disebutkan sebagai zat beracun.