GridHITS.id - Dapat hidayah dan memutuskan peluk Islam, Deddy Corbuzier tak menampik keinginan terdalamnya melihat sang putra juga mualaf.
Nama Deddy Corbuzier sebagai pesulap tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat.
Memulai karir sebagai pesulap, dirinya juga mengembangkan sayap karirnya di dunia presenting dan podcast.
Namanya begitu populer di tengah masyarakat, kehidupan pribadi mantan suami Kalina Ocktaranny ini seolah tak habis diperbincangkan.
Salah satunya adalah kehidupan spiritual Deddy Corbuzier.
Di pertengahan tahun 2019, Deddy Corbuzier sempat membuat heboh atas keputusannya untuk memeluk agama Islam.
Pria bernama asli Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sunjoyo ini resmi memeluk agama islam di Mesjid Al Mbejaji, Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta.
Pengucapan dua kalimat syahadat Deddy Corbuzier juga didampingi oleh salah satu sahabatnya, Gus Miftah.
Hampir dua tahun memeluk islam, Deddy Corbuzier ungkapkan keinginan terdalamnya untuk bisa melihat sang putra, Azka, memeluk Islam.
Hal tersebut Deddy ungkapkan ketika berbincang bersama Habib Husein Ja'far di kanal Youtube CAHAYA UNTUK INDONESIA (17/3/2021).
"Kalau habib nanyanya pengen, pengen (Azka masuk islam)," ucap Deddy.
Walau begitu, dirinya mengaku tak ingin terlalu memaksakan anaknya.
Terlebih Deddy juga belajar Islam lebih melalui orang-orang yang mencontohkan dengan baik apa itu Islam sebenarnya.
"Tapi gue belajar nih bib dari dulu, saya itu mualaf bukan karena disuruh," ujar Deddy.
"Saya itu mualaf karena ketemu temen-temen seperti habib, ketemu temen-temen seperti Gus Miftah, ketemu temen-temen yang positif Islamnya," lanjutnya lagi.
Deddy mengungkapkan dirinya akan lebih berusaha dalam mencontohkan menjadi muslim yang baik pada sang putra.
Sehingga putranya yang juga masih berusia belasan tahun, belajar memahami tanpa paksaan.
"Nah, saya berharap kalau anak saya ngeliat saya seperti ini, dia kan baru 14 tahun baligh juga belum," tutur Deddy.
Deddy lebih berharap Azka bisa mencontoh perbuatan baiknya.
"Jadi, nantinya dia akan mencontoh oh tenyata seperti ini."
"Dibandingkan kalau saya otoriter, 'kamu harus begini, kamu harus begitu', gue dulu kalau digituin saya menghindar," pungkasnya.