GridHITS.id - Memang usaha tidak pernah mengkhianati hasil bak ungakpan yang benar-benar terjadi pada sosok pria ini.
Ia percaya nasib memang ada di tangan Tuhan dan manusia harus berusaha sebisanya.
Kisahnya kini menjadi inspirasi banyak orang untuk terus bangkit walau banyak rintangan menghadang.
Ia adalah Wahyudi Chandra, seorang pria asal Indonesia yang besar di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Chandra panggilan akrabnya tumbuh di keluarga yang memiliki kondisi keuangan sulit bahkan hanya untuk makan.
Hal tersebut yang menjadi pacuannya untuk sukses dikemudian hari dan terbukti saat ini.
Berbagai usaha ia lakukan dari berjualan nasi keliling, tabloid, keset hingga jamu.
Chandra juga sempat bertahun-tahun menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Hongkong.
Dilansir via TribunNewsMaker.com, Chandra, ia datang ke Hongkong pada 1991 silam dan bekerja di sebuah restoran.
Di sana ia bekerja selama 6 tahun dan menemukan banyak pengalaman sekaligus inspirasi.
Pengalamannya tersebut dibagikan di tayangan YouTube milik Ika Rasty.
"Saya kerja di restoran selama 6 tahun. Kebetulan majikan saya ini restorannya ada di tempat yang banyak orang Indonesia," katanya.
Dari situ, ia pun terinspirasi untuk berjualan nasi dengan memberanikan diri untuk meminjam modal bisnis pada majikannya.
Chandra semangat menawarkan nasi keliling kampung.
Dari perjuangannya, Chandra pun mulai merintis bisnis hingga akhirnya memiliki restoran sendiri dan sukses di Hongkong.
Kini Chandra bersyukur karena bisa membuka lapangan pekerjaan.
Meski dalam pandemi Covid-19, ia juga tidak mengurangi gaji pegawai.
Kisahnya itu memberikan motivasi dan inspirasi terutama untuk para TKI yang juga ingin sukses.
Ia membagikan banyak pengalamannya kini melalui tayangan YouTube di Channel Chandra Hongkong.
Chandra juga tak pelit untuk membagikan ilmunya dalam berbisnis bak mengajak semua orang untuk sukses bersama.
Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com dengan judul "DULU TKI di Hongkong hingga Jual Nasi Keliling, Hidup Pria Ini Berubah Drastis, Kini Jadi Bos Besar"