GridHITS.id - Kekayaan bak tak habis hingga tujuh turunan, Hotman Paris mendadak ngaku pernah alami depresi karena hal ini.
Sosok Hotman Paris tentu saja sudah tak asing lagi bagi publik.
Dirinya dikenal sebagai pengacara kondang yang kerap tangani kasus besar para artis dan pejabat.
Dari kasus-kasus besar yang ia tangani, Hotman Paris bisa mendapatkan bayaran minimal 100 ribu dollar (Rp 1,4 miliar) dalam satu kasus.
Terlebih, Hotman Paris pun punya gaya yang flamboyan dan nyentrik di setiap kesempatan.
Tak jarang dirinya memamerkan kekayaannya dan kerap tampil bersama wanita seksi.
Di tengah kekayaan duniawinya yang bak tak akan habis 7 turunan, terungkap Hotman Paris ternyata sempat mengalami depresi.
Hal itu ia ungkapkan secara gamblang di kanal Youtube Rans Entertainment (26/1/2019).
Hal tersebut ternyata terjadi ketika Hotman Paris gagal masuk ITB dan terpaksa masuk kampus lain di jurusan hukum karena tidak ada pilihan lain.
Padahal pada saat itu dirinya tidak pernah terpikirkan sama sekali untuk masuk jurusan hukum ataupun menjadi pengacara.
"Nggak tahu (bakal) jadi pengacara, boro-boro jadi pengacara. Maunya dokter atau kontraktor," beber Hotman Paris.
Karena keterpaksaan itu, Hotman pun sempat mengalami kecemasan berat akan masa depannya bahkan hingga masuk rumah sakit.
"Akhirnya karena terpaksa masuk fakultas hukum, Universitas Katolik Parahyangan, selama saya kuliah dua kali masuk rumah sakit karena pesimis masa depan," ucap Hotman Paris.
"Ya Allah stres gitu?" timpal Nagita Slavina.
Hotman Paris pada saat itu merasa tidak memiliki masa depan jika berkuliah di fakultas hukum.
Sampai akhirnya pun ia mengalami depresi.
"Stres. 'Duh, gue masuk hukum jadi apaan?' Karena saya merasa saya pintar, depresi," ucap Hotman Paris.
Setelah mulai berdamai dengan apa yang ia miliki, Hotman Paris ternyata berhasil benar-benar menjiwai apa yang ia pelajari.
Sampai akhirnya ia bisa menjadi lulusan terbaik fakultas hukum pada saat itu, bahkan bisa lulus dalam waktu yang sangat singkat.
"Masuklah fakultas hukum, ternyata gue jiwai, nangkap gitu lo (pelajaran). Sampai orang biasanya lulus 5 tahun, gue cuman lulus 3,5 tahun," sambungnya.
Semua perjuangannya itu pun membuatnya kini menjadi pengacara termahal di Indonesia.