GridHITS.id- Penyebaran virus corona di Indonesia saat ini kembali memasuki fase mengkhawatirkan.
Jumlah penambahan kasus positif Covid-19 per hari kembali tembus di angka 12 ribuan.
Kapasitas rumah sakit di berbagai daerah zona merah juga sudah nyaris penuh hingga pasien sulit mendapat perawatan di rumah sakit.
Kondisi Wisma Atlet Jakarta juga sudah mencapai 7.000 pasien hingga tenaga kesehatan di sana berpotensi kelelahan dan kewalahan menangani pasien.
Hal ini makin diperparah pula oleh munculnya virus corona yang bermutasi menjadi varian baru.
Misalnya saja, varian Alpha dan Delta yang disebut lebih ganas dari virus corona aslinya.
Varian Delta juga lebih berisiko menular ke semua kalangan termasuk anak-anak.
Virus corona varian Delta sudah ditemukan di beberapa daerah di Indonesia, seperti di DKI Jakarta dan Kudus, Jawa Tengah.
Walau varian ini disebut bermutasi hingga bisa menimbulkan gejala yang lebih parah, namun ada tips supaya kita bisa terhindar dari infeksi virus corona varian Delta.
Ahli Patologi Klinik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dr. Tonang Dwi Ardyanto, Sp.PK., Ph.D, menyampaikan kabar baik bahwa mutasi virus corona yang dianggap begitu “ganas” ini ternyata masih bisa dilawan dengan protokol kesehatan dan memperkuat upaya 3T (testing, tracing, dan treatment).
“Sampai saat ini cara penularan (varian Delta) belum berubah, tetap lewat mata, mulut, dan hidung,” jelas Tonang dikutip dari Kompas.com.
Dr. Tonang mengungkapkan bahwa kita bisa belajar dari tsunami Covid-19 yang sempat menyerang India beberapa waktu terakhir.
Menurut dr. Tonang, faktor yang berhasil menekan lonjakan kasus adalah pengetatan lagi protokol kesehatan dan meminimalkan kerumunan melalui penerapan lockdown.
“Hal itu didukung dengan penguatan jumlah testing sangat berlipat dari standar minimal dan Identifikasi kasus cepat, diikuti tindak lanjutnya,” analisis dia.
Masyarakat dihimbau harus selalu disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Karena protokol itu, maka kesempatan virus masuk ke tubuh manusia semakin kecil.
“Mau apapun mutasi virusnya, apapun variannya, yang penting adalah tidak masuk ke tubuh kita. Protokol kesehatan itu kunci utamanya. Hati-hati dan waspada,” tutur dia.
Semakin lengkap paket protokol kesehatan yang dilakukan, maka kian kecil pula peluang virus bisa masuk ke dalam tubuh manusia.
Vaksinasi juga tetap memegang peranan penting soal menekan kasus Covid-19.
dr. Tonang menegaskan, masyarakat yang memenuhi persyaratan tentu tetap butuh vaksinasi karena tidak mungkin protokol kesehatan diberlakukan secara ketat dalam jangka lama.
“Maka perlu vaksinasi agar saatnya nanti kombinasi keduanya mampu menekan benar penyebaran virus,” jelasnya.
Namun, karena saat ini, proses vaksinasi Covid-19 belum bisa dilakukan secara maksimal, maka penerapan protokol kesehatan dengan tepat masih menjadi kunci menjaga kesehatan diri dan orang di sekitar.