Berkaca dari Kasus Felicia Tissue dan Kaesang Pangarep, Lakukan 9 Cara Ini Ketika Jadi Korban Ghosting

Sabtu, 29 Mei 2021 | 08:00
instagram.com/kaesangp

Kaesang Pangarep dan Felicia Tissue

GridHITS.id - Berkaca dari kasus Felicia Tissue dan Kaesang Pangarep, jangan sampai Anda jadi korban ghosting selanjutnya.

Sebagai informasi, Felicia Tissue dan Kaesang Pangarep dulu berpacaran,namun di tengah hubungan keduanya yang semakin serius, anak bungsu Jokowi malah tinggalkan anak Meilia Lau begitu saja.

Banyak orang yang akhirnya menyebut kejadian Kaesang Pangarep yang tiba-tiba hilang tak ada kabar ke Felicia Tissue adalah ghosting.

Lalu, apa itu ghosting?

Melansir Healthline, ghosting adalah ketika satu individu tiba-tiba menghilang dari kehidupan seseorang tanpa melakukan kontak sama sekali, baik melalui telepon, pesan singkat, e-mail, atau media lainnya.

Baca Juga: Akhirnya Buka Suara Setelah Lama Bungkam, Berikut Beberapa Fakta Klarifikasi Felicia Tissue, Terungkap Harapan Terbesar Mantan Calon Besan Presiden Jokowi

Ghosting telah menjadi fenomena umum di dunia kencan modern dan juga di lingkungan sosial dan profesional lainnya.

Menurut Your Tango, beberapa hal yang dapat dilakukan ketika kita menjadi korban ghosting antara lain:

1. Menghargai perasaan

Hal yang normal jika kita merasa bingung. Kuncinya adalah fokus pada diri kita sendiri jika si dia tak kunjung hadir.

Sebab, mungkin saja tidak ada alasan logis yang bisa menjelaskan situasi tersebut.

Tak masalah jika kita memikirkan hal detil seperti "bisakah saya berkomunikasi dengan lebih baik?" atau "apakah saya mengatakan sesuatu?".

Namun apapun yang kita lakukan, ingatlah bahwa sekalipun orang tersebut memiliki latar belakang, gelar, atau reputasi tertentu. Dia tidaklah sempurna.

2. Menerima situasi

Setiap peristiwa dalam hidup adalah pelajaran. Beberapa pelajaran terasa lebih menyakitkan daripada yang lainnya dan terkadang kita tahu itu.

Ketika peristiwa tidak menyenangkan dalam hubungan asmara terjadi, cobalah mengatakan pada diri kita bahwa lebih baik hal itu terjadi sekarang daripada nanti ketika semuanya lebih serius.

Mungkin ini terdengar gila. Namun, mensyukuri kekecewaan terkadang bisa membantu menghadapi situasi.

Rasa sakit emosional dapat mengungkapkan di mana kita perlu memperbaiki diri jika terjadi kekecewaan di masa depan.

Baca Juga: Pantas Satu Keluarga Mencak-mencak Ditinggal Kaesang Pangarep, Ternyata Putra Bungsu Presden Jokowi Sempat Lakukan Ini Pada Felicia Tissue Saat Berpacaran

Gunakan momen ini untuk membuat aturan dan kebiasaan kencan yang lebih kuat untuk mengurangi kemungkinan menyalahkan diri sendiri di masa depan.

Apa pun yang kita lakukan, cobalah untuk tetap tenang.

3. Kirim pesan terakhir untuk klarifikasi

Kita bisa mengirimkan pesan padanya seperti "halo, saya ingin bicara tentang apa yang terjadi". Kemudian, tunggu responsnya.

Menunggu respons tak harus sambil khawatir atau merasa marah dan frustrasi. Berilah batas waktu.

Sebab, sisi baik kita mungkin ingin mendapatkan manfaat dari menunggu dalam keraguan.

Tapi, sisi diri kita yang lain merasa marah dan tidak mau menghabiskan waktu menjadi seseorang yang dicampakkan.

Setelah memberi batas waktu, jangan mengirim pesan atau menelepon lebih dari satu kali.

Kita akan menyesal jika dia tak kunjung merespons dan malah akan merasa lebih buruk.

4. Jangan mengeluh di media sosial

Hal ini hanya akan menghabiskan energi dan waktu. Padahal, waktu tersebut bisa kita manfaatkan untuk hal lain, seperti mempercantik diri atau melakukan hal bermanfaat lainnya.

Ingatlah bahwa meskipun kita menghapus sebuah unggahan, jejak digital akan tetap ada selamanya dan sulit untuk dihapus.

Baca Juga: Sedih, Diabaikan Sampai Diblokir Kaesang Pangarep dan Iriana Jokowi, Sosok Ini Jadi Satu-satunya Keluarga Istana yang Merespon Felicia Tissue

Sebaliknya, telepon atau kirim pesan kepada orang yang kita percayai untuk melampiaskan perasaan dan menerima penegasan tentang sesuatu.

5. Jika direspons, cukup dengarkan

Ketika seseorang melakukan sesuatu yang salah, mereka harus membetulkannya.

Tentu itu akan diawali dengan penjelasan. Kita tidak perlu memosisikan diri sebagai pengemis. Kita tahu apa yang terjadi, begitu juga dia.

Pembicaraan ini dilakukan untuk memperjelas apa yang terjadi. Kita cukup melakukan bagian kita.

Sebuah hubungan membutuhkan dua orang dewasa yang bisa dimintai pertanggungjawaban satu sama lain.

6. Ubah pola pikir

Daripada membuat diri kira gila dengan memikirkan semua kemungkinan, ingatlah bahwa menjadi korban ghosting sebenarnya juga ada manfaatnya.

Coba pikirkan. Kita tentu tidak ingin calon pasangan yang tidak peduli tentang bagaimana tindakan mereka memengaruhi kita.

Jadikan momen ini untum mengevaluasi apa yang sebenarnya kita inginkan dalam suatu hubungan dan sadari bahwa kita ingin menjadi prioritas.

Ini jelas sesuatu yang tidak dipedulikan oleh pelaku ghosting.

Jika orang itu tidak tertarik pada kita, kita juga tidak tertarik padanya. Pertahankan pola pikir ini saat kita menghadapi dampak buruk di masa depan.

Baca Juga: Sebelumnya Membisu, Dengan Bergetar Felicia Tissue Bongkar Borok Keluarga Kaesang Pangarep, Neneknya Sampai Terbang ke Istana Bogor Demi Cari Kejelasan Berakhir Sia-sia, ‘Dinding Istana Terlalu Tebal!’

7. Merelakan

Ketika sudah mengadopsi pola pikir tersebut, melepaskan rasa sakit, patah hati, dan trauma akan menjadi lebih mudah.

Ini mungkin butuh waktu, tetapi bergerak ke arah yang tepat akan membantu kita untuk pulih.

Pikirkan betapa hidup kita akan lebih baik tanpa kehadiran seseorang yang tidak peduli dengan kita.

Pikirkan juga bahwa setelah itu kita punya potensi untuk bersama orang lain lebih menghormati kita secara dewasa, sekalipun dia mungkin tidak tertarik dengan kita.

Pikirkan waktu-waktu luang yang kita miliki untuk bisa bertemu orang-orang baru setelah melepas rasa patah hati tersebut.

8. Bicara pada orang yang kita percaya

Jangan melampiaskan amarah pada orang yang menyakiti kita. Lebih baik kita curhat pada teman dekat atau anggota keluarga.

Bukan berarti kita harus menceritakan segala detilnya, tetapi melakukan hal ini membuat kita merasa mendapatkan dukungan.

Memiliki sistem pendukung dari orang-orang yang mencintai kita tidak hanya menjadi penghibur tetapi juga mengingatkan kita bahwa masih banyak orang-orang yang mengenal betul diri kita.

Selain itu, memiliki bahu untuk bersandar dapst meyakinkan kita bahwa kita tidak sendiri.

Baca Juga: Tak Heran Jika Amarah Meilia Lau Pada Ibu Iriana Sampai ke Ubun-ubun, Akhirnya Terungkap Perjuangan Felicia Tissue Demi Kaesang Pangarep Bisa Hidup Normal di Luar Negeri

9. Jangan ragu untuk kembali berkencan

Setelah jadi korban ghosting, kita mungkin ragu untuk kembali berkencan dengan orang baru. Namun, hal itu sebetulnya tak perlu.

Kembalilah memberanikan diri untuk berkencan dan memulai kembali hubungan baru.

Ketika mengenal orang baru dan semakin dekat, komunikasikanlah dengan mereka bahwa kita pernah menjadi korban ghosting.

Tentunya lakukan ini setelah kita merasa nyaman bercerita dengan orang baru tersebut.

Ini akan membantu menenangkan pikiran kita sekaligus mendiskusikan tentng pengalaman kencan di masa lalu.

Termasuk kemungkinan mereka juga pernah mengalami hal yang sama.

Kita juga mungkin akan menemukan kesamaan dan tidak akan melakukan hal yang sama kepada orang lain. Poinnya adalah saling terbuka dan bertemu orang-orang baru.

Baca Juga: Gagal Move On? Kaesang Pangarep Digosipkan Ganti Pacar Lagi, Ibunda Felicia Tissue Ngamuk Sindir Putra Bungsu Presiden Jokowi, ‘Muka Pas-pasan Aja Belagu!’

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belajar dari Felicia Tissue, Lakukan 9 Hal Ini Ketika Di-ghosting")

Tag

Editor : Nita Febriani

Sumber Kompas.com, Healthline, Your Tango