GridHITS.id –Dulu hidup susah, berjualan koran sampai jadi gelandangan di negeri orang, Herjunot Ali ngaku sempat tak percaya Tuhan.
Siapa yang tidak kenal dengan sosok Herjunot Ali?
Pasti banyak yang familiar dengan sosok Herjunot Ali, sebab dirinya sudah berkali-kali bermain di layar lebar sebagai tokoh utama.
Aktor tampan yang satu ini juga memiliki segudang prestasi di dunia perfilman yang tidak bisa diragukan.
Siapa sangka, di balik kesuksesannya saat ini, Herjunot Ali memiliki segudang cerita kelam masa lalu.
Herjunot Ali mengaku kalau dirinya pernah menjadi gelandangan dan mengais sisa makanan di tong sampah, lho!
Tidak hanya itu, bintang film Tenggelamnya Kapal Vanderwijk ini juga sejak kecil sudah kerja berat seperti menjual tabung gas dan koran.
Sebelum sukses di dunia perfilman seperti sekarang ini, ternyata Herjunot Ali pernah tinggal di Inggris selama satu tahun.
Saat itu ia sedang mengejar impiannya menjadi pemain sepak bola internasional dengan mengikuti klub sepak bola di sana.
Herjunot mengaku sempat kehabisan uang sampai-sampai harus mengais makanan di tempat sampah.
Kadang ia mendapatkan makanan utuh, kadang juga makanan sisa.
Tidak hanya itu, Herjunot Alli juga sewaktu kecil tinggal di gang sempit di kawasan Cawang.
Demi menyambung hidup, Herjunot Ali harus berjualan tabung gas dari rumah ke rumah serta berjualan koran bekas.
Cerita tersebut ia bagikan saat menjadi bintang tamu dalam program Okay Bos yang diunggah di YouTube pada (29/1/21).
Pernah hidup susah sebelum jadi aktor top seperti sekarang ini, Herjunot Ali mengaku sempat tak percaya Tuhan.
Pengakuan tersebut terungkap dalam tayangan YouTube Bacot Television yang diunggah pada (9/4/21).
Herjunot enggan seperti orang-orng lain yang menganut kepercayaan berdasarkan turunan, bukan pilihan sendiri.
“Gue banyak merasa bahwa kita ketika beragama di Indonesia, agama kita itu adalah turunan dan bukan pilihan. Because your parents are Christian, and then you’re Christian,” terang Herjunot.
Tidak hanya itu, Herjunot juga menilai banyak ketidakadilan terjadi, sehingga ia mempertanyakan keberadaan Tuhan.
“Itu membuat gue menjadi orang yang critical. Gue banyak melihat ketidakadilan di dunia ini dan gue nggak merasa ada campur tangan Tuhan di dalamnya.
‘Kok ini begini? Kok Tuhan nggak adil terhadap ini? kenapa kita diberikan keberuntungan, tapi Tuhan tidak memberikan keberuntungan terhadap orang ini?’” kata Herjunot.
Meski demikian, Herjunot tidak tinggal diam, dirinya mempelajari semua agama sampai akhirnya memutuskan untuk memeluk agama Islam.
Kini ia beragama tidak hanya karena turunan, tetapi karena memang mengerti dan bangga memeluk kepercayaannya saat ini.
“Semua agama mengajarkan hal baik. intinya apa ketika elu memilih suatu agama, ketika semua agama mengajarkan bal baik?
That’s how I learn religion. That’s how I wanna know God back in the day I’m a Buddhist. Gue lahir sebagai Islam and now I can say I’m a proud Moeslem,” tandas Herjunot.