Sebelumnya Terkenal dan Kaya, Artis Sinetron Sahabat Dekat Rano Karno ini Hidup Sulit Sampai Ngontrak di Rumah Bilik Pinggir Kali, Meninggal Saat Digugat Cerai Istri

Selasa, 19 Januari 2021 | 21:12
kompas.com

Pak Tile, aktor senior legendaris yang meninggal dalam kondisi miskin

GridHITS.id - Kehidupan aktor senior yang kondang ini memang memprihatinkan di akhir hayat.

Sebab, dia malah tidak punya rumah dan hanya bisa mengontrak di gubuk kayu pinggir kali dengan sewa yang sangat murah.

Padahal, ia bukan aktor sembarangan karena sudah malang melintang di dunia hiburan.

Baca Juga:Hikmah di Tengah Pandemi Covid-19, Anak Rano Karno Mulai Jago Jalankan Bisnis hingga Masak Kue

Ia bahkan sudah main di layar kaca sejak tahun 1987 dan bermain di film Cintaku di Rumah Susun.

Ia sendiri baru terkenal sejak bermain dalam film Si Doel Anak Sekolah dan berperan sebagai kakek si Doel bernama Engkong Ali.

Nama lengkapnya adalahH. Enun Tile mahdami yang lahir di Batavia, 20 Februari 1933.

Selain menjadi pemain film, ia juga menjadi bintang iklan berbagai produk.

Banyak yang menyangka kehidupan artis sangat glamor dan mewah.

Bahkan, artis juga biasanya punya barang-barang berhargaseperti mobil dan barang-barang mewah.

Tapi tak semua artis seperti itu, banyak artis yang hidup sederhana, bahkan saat meninggal tak punya barang berharga seperti mobil dan barang mewah lainnya.

Ini jugalah yang dialami olehPak Tileyang tak menyisakan barang-barang mewah hingga akhir hayatnya.

Baca Juga:Usai Ngotot Tak Mau Jual Opletnya, Rano Karno Tiba-tiba Bagikan Kabar Duka di Tengah Pandemi Corona: Demam Tinggi, Minta Doanya

Bahkan, ia sempat hidup sangat sederhana bersama keluarganya.

Memang, pada awal kariernya,Pak Tile di kenal sebagai sosok yang sederhana dan tidak pernah mempermasalahkan pembayarannya.

Pak Tile pun meninggal pada 2 November 1998 lantaran menderita penyakit kronis saat itu.

Menurut Tribunnews,con, ia meninggal ketika menghadapi gugatan cerai dari istri keduanya, namun sebelum hal tersebut usai, Pak Tile telah meninggal dunia terlebih dahulu.

Di akhir usianya, kehidupan dari Pak Tile pun begitu sangat mengenaskan saat itu.

Ia harus rela tinggal di sebuah rumah bilik bambuyang lusuh yang berada di bibir sungai, dan ia harus menyewanya Rp 50.000 per bulan (tahun 97-an).

Kondisi kontrakan dengan harga semurah itu tentu sangat mengenaskan.

Selain itu,ia juga harus menghidupi istri dan delapan anak yang membuat tak banyak harta yang tersisa.

Baca Juga:Gulung Tikar McDonalds Sarinah Bikin Geger, Menteri BUMN Erick Thohir Masih Berikan Kesempatan Kedua Jika McDonalds Sarinah Lakukan Hal Ini, 'Kalau Mereka Mau...'

PAK TILE DI MATA RANO KARNO

Di mata Rano, sosok pemain film ‘Nona Manis’ itu merupakan orang yang hebat.

Dilansir GridHITS.id dari kompas.com, Pak Tile adalah seorang buta huruf.

Meski memiliki kekurangan, namun mendiang Pak Tile bisa berakting dengan maksimal.

Sinetron Si Doel Anak Sekolahan menjadi sinetron yang begitu tenar ditahun 90-an.

Setiap adegannya dan jalan ceritanya yang unik selalu melekat dalam ingatan para penggemar.

Selain itu, karakter dalam sinetron yang debut pada tahun 1994 ini juga begitu diingat oleh penonton, tak terkecuali untuk peran almarhum Pak Tile.

Pak Tile memerankan karakter sebagai Engkong Ali atau Muhammad Toyib, kakek dari Doel di serial Si Doel Anak Sekolahan.

Memiliki nama asli H. Enun Tile, Pak Tile merupakan pelawak dan lenong Betawi Tanah Air.

Aktor yang akrab dipanggil dengan nama Pak Tile ini mulai dikenal luas setelah ikut berperan dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan sebagai kakeknya si Doel.

Baca Juga:Contek Rahasia Sophia Latjuba Tetap Cantik dan Awet Muda Meski Usianya Hampir Kepala 5, 'Penuaan Berarti Beruntung'

Selain serial Si Doel, ia juga kerap bermain dalam sinetron dan film horor yang ngehits pada jamannya, salah satunya adalah 'Si Manis Jembatan Ancol'.

Selain dunia akting, ia juga pernah menjadi bintang iklan Permen Kopi Yesco pada tahun 1997-1998 dan Balsem Cap Lang bersama Sion Gideon dan Shinta Bella pada tahun 1997.

Diketahui Pak Tile merupakan seseorang yang tidak bisa membaca dan menulis semasa hidupnya.

Tapi kecintaannya terhadap budaya Betawi patut menjadi contoh untuk anak muda zaman sekarang.

Editor : Saeful Imam

Baca Lainnya