Hendak Minta Maaf, Remaja Baik Hati ini Malah Dipukul Temannya Hingga Muntah-muntah dan Koma lalu Meninggal! Ibunya menjerit dan menangis.
GridHITS.id - Mulanya saling ejek, korban pun berupaya minta maaf tapi sayangnya pelaku malah naik pitam dan memukulnya hingga ia muntah-muntah, koma, lalu meninggal dunia.
Kejadian itu menimpa seorang remaja siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Batam.
Semua bermula dari hal sepela, berawal dari saling ledek hingga keduanya baku hantam.
Berikut Fakta-faktanya :
1. Siswa SMP Bernama Syahrul Ramadhan
Remaja SMP bernama Syahrul Ramadhan Yasa Pratama atau Yasa (15) menjadi korban penganiayaan oleh temannya.
Yasa sempat koma hingga akhirnya meninggal dunia.
Pemakaman Yasa pada Minggu (16/8/2020) dipenuhi oleh isak tangis keluarga, kerabat, dan orang-orang yang mengenal bocah itu.
2. Sang Ibu Terus Menerus Menangis
Kedua orang tuanya seakan tak rela melepas kepergian Yasa.
Beberapa kali, ibu Yasa terus-terusan memeluk batu nisan bertuliskan namanya.
Tak hanya keluarga, guru hingga rekan sepermainannya pun ikut menangis saat jenazah Yasa dimasukkan ke liang lahat.
"Jiwa sosial Yasa tinggi," bisik seorang guru SMPN 29 Batam bernama Ali, tempat Yasa menimba ilmu kepada TribunBatam.id, Minggu (16/8/2020).
Baca Juga:Leher Tersayat Benang Gelasan Layangan Saat Mengendarai Motor, Pengemudi Motor Kawasaki ini Tewas
3. Dikenal sebagai Siswa yang Baik Hati
Selain dikenal periang, Yasa diketahui suka membantu orang lain.
Dia tak sungkan untuk segera memberi pertolongan jika melihat orang lain kesusahan.
Selain itu, di mata guru serta kerabat, Yasa adalah tipe anak yang mudah bergaul.
"Kami semua bersedih atas kepergiannya," tambah Ali sambil sesekali mengusap matanya.
Kesan mendalam terhadap Yasa juga disampaikan juga disebut Ilham, warga komplek tempat rasa tinggal.
Ilham masih tak bisa melupakan suara khas milik Yasa.
Baginya, sosok Yasa meninggalkan kesan tersendiri. Apalagi, sebelum koma dan akhirnya meninggal dunia, Yasa diketahui sempat membantu perangkat RT untuk membagikan sembako dari pemerintah untuk warga.
"Jiwa dia itu gimana ya? Sosialnya tinggi. Salut kita dibuatnya," tambah Ilham kepada Tribun Batam mencoba untuk menirukan suara Yasa.
4. Diduga saling ejek, lalu Yasa hendak minta maaf
Perselisihan bermula saat keduanya saling ejek layaknya remaja lain seusianya.
Dari cerita ayahnya, sebelum dipukul oleh rekannya, Yasa sempat mencoba untuk meminta maaf.
Tapi apalah daya, upaya Yasa tak disambut hangat dari rekannya itu. Saat tinju melayang, Yasa pun tak mampu melawan.
"Badan anak (pelaku) itu lebih besar dari anak saya," ujar ayah Yasa, Joko.
Joko juga menambahkan, saat dipukul, terdapat dua rekan Yasa yang diduga melihat langsung kejadian.
Bahkan, kedua saksi mengatakan, korban sempat muntah-muntah usai dipukul.
"Saya tahu dia dipukul saat di rumah sakit. Itu ada yang berbisik ibu-ibu komplek," kata Joko kepada TribunBatam.id saat dijumpai di RS Bhayangkara Polda Kepri, Minggu (16/8/2020).
Dari cerita kedua rekan Yasa diketahui, insiden pemukulan terjadi saat korban tengah menjalani ibadah salat Maghrib.
Menurut informasi dari beberapa warga kepada Joko, Yasa diketahui masih sempat melaksanakan salat.
"Saat saya tahu anak saya dipukul, saya spontan tanya. Siapa yang pukul dia?" tambah Joko menahan derai air mata.
Kedua rekan Yasa mengatakan, Yasa sempat mengeluhkan sakit di bagian kepala sesudah salat.
Informasi dari mereka menyebut, Yasa dipukul dengan sekali pukulan tepat di bagian belakang kepala sebelah kiri.
"Saat di ICU, dokter tanya ke saya. Ada riwayat pernah terjatuh dan terbentur di bagian kepala? Saya jawab tidak," kata Joko lagi.
5. Pelaku Dilaporkan ke Kepolisian
Kasus dugaan penganiayaan terhadap anak di bawah umur ini pun telah dilaporkan ke Polsek Batu Ampar, Kota Batam.
Autopsi terhadap jasad Yasa pun telah dilakukan untuk memenuhi upaya penyelidikan penyebab kematian.
Mendapat kabar buruk jika anaknya telah dipukul, Joko mengakui telah membuat laporan kepada Polsek Batu Ampar, Kota Batam.
Dia hanya ingin mendapatkan keadilan terhadap kematian anaknya. Menurutnya, biar proses hukum saja yang membuktikan tindak kekerasan yang terjadi kepada anaknya.
Yasa menghembuskan napas terakhir di RS Budi Kemuliaan (RSBK) Kota Batam, Jumat (15/8).
Jenazahnya pun telah dimakamkan tak jauh dari tempatnya tinggal di Tanjung Sengkuang, Kota Batam.
Saat pemakaman digelar, rekan bermain hingga guru-guru Yasa di sekolah pun ikut mengantarnya ke tempat peristirahatan terakhir.
"Anaknya baik," ujar guru Yasa di SMPN 29 Batam, Ali kepada TribunBatam.id.
6. Korban Meninggal Setelah Seminggu Dirawat
Pelajar SMP di Batam berinisial SR (15) akhirnya meninggal dunia setelah mendapat perawatan selama seminggu di Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) Kota Batam.
SR diketahui menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat (14/8/2020) sore.
Menurut salah satu petugas RSBK Batam, saat dilarikan ke ruang Intensive Care Unit (ICU) SR telah mendapat bantuan alat pernapasan (ventilator).
"Pasien masuk sudah tak sadarkan diri dan pernapasannya dibantu ventilator," ujar petugas yang tak ingin disebutkannya kepada Tribun Batam, Sabtu (15/8/2020).
Menurut petugas ini, selama seminggu itu, kondisi SR memang tak sadarkan diri dan akhirnya meninggal dunia di ruang ICU.
"Masuk sudah GCS (Glasgow Coma Scale) 3 spontan RR (-)," ungkapnya.
GCS sendiri adalah skala yang dipakai untuk mengetahui tingkat kesadaran seseorang. Dengan angka 3, kondisi SR berada di tingkat kesadaran terendah.
Sementara itu, pihak keluarga juga mengakui jika SR mendapat perawatan di RSBK Batam dalam keadaan koma.
"Iya. Saat di rumah sakit sudah tak sadarkan diri," ujar ayah SR melalui gurunya di sekolah, Ali.
Sementara itu, setelah dinyatakan bebas dari Covid-19, jenazah SR akan menjalani autopsi di RS Bhayangkara Polda Kepri.
Lanjut Ali, setelah dimusyawarahkan bersama pihak keluarga, autopsi terhadap SR akan dilakukan besok, Minggu (16/8/2020).