Bukan Kabar Gembira, Ahli Epidemi Sebut Virus Corona Tidak Akan Lenyap pada Akhir Tahun Ini: Tahun Depan pun Belum Tentu.
GridHits.id - Ahli Epidemi sebut irus corona tidak akan lenyap pada akhir tahun ini. Lalu kapan?
Seperti kita ketahui bersama jika pandemi corona hingga saat ini masih mengintai masyarakat di berbagai belahan dunia.
Berbagai kabar gembira terkait virus corona ini pun bermunculan dengan harapan pandemi ini segera usai.
Namun, ahli epidemi justru membeberkan jika virus corona belum tahu kapan akan lenyap dari muka bumi.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia juga telah melakukan berbagai upaya dalam memutus mata rantai penyebaran wabah virus corona (Covid-19).
Seperti anjuran mencuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik, menjaga jarak fisik, juga tertib memberlakukan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Baca Juga: Tanda-tanda Pandemi Berakhir? Vietnam Siap Buka Kembali Tempat Wisata Bagi Wisatawan Domestik
Bahkan, sejak diberlakukannya PSBB pada 10 April 2020, sejumlah wilayah di ibu kota terlihat sepi.
Namun hal itu hanya sementara, sebab beberapa hari setelahnya jalanan ibu kota tampak ramai meskipun tidak seramai dan padat ketika pandemi Covid-19 datang ke Indonesia.
Dilansir dari GridHealth.id, epidemiolog dr Dicky Budiman, M.Sc.PH, kandidat doktor dari Universitas Griffith memprediksi pandemi Covid-19 di Indonesia tidak mungkin tuntas pada akhir tahun 2020 ini.
Disebutkan jika karantina wilayah atau PSBB dinilai bukan langkah yang efektif dalam kondisi melawan pandemi Covid-19 ini.
"Jangankan akhir tahun ini, mungkin awal tahun depan, atau pertengahan tahun depan pun belum tentu. Tapi ada satu hal yang bisa membantu percepatan yaitu penemuan obat," ujar dr Dicky.
Menurutnya, salah satu faktor yang mempengaruhi pandemi Covid-19 adalah daya tahan tubuh manusia itu sendiri.
Dalam hal ini, data World Health Organizatin(WHO)diketahui menyebut baru 3% populasi global yang memiliki antibodi Covid-19, artinya masih ada 97% populasi lainnya yang membutuhkan vaksin.
Membuat vaksin Covid-19 definitif pun dinilai membutuhkan waktu yang tak sebentar.Belum lagi adanyafaktor lain seperti efektivitas upaya intervensi pencegahan.
"Karena kita sama dalam pemodelan, sebetulnya akan sangat berbahaya untuk menentukan ini akan tanggal sekian, tidak mungkin, secara statistik saja, tingkat kepercayaannya akan sangat bervariasi dan banyak faktor yang berpengaruh," ungkapnya.
Alih-alih menerapkan PSBB, dr Dicky meminta Indonesia untuk fokus pada strategi utama seperti tracing, testing, dan isolasi.
"Kembali kepada strategi utama saja itu testing, racing, isolasi, itu akan lebih realistis untuk indonesia dibanding PSBB," tegasnya.