Follow Us

Sampai Dibuat Frustasi dan Ragu pada Dirinya Sendiri, Pasien Positif Corona Ini Ceritakan Alami Gejala Aneh dan Berlarut-larut

Ela Aprilia Putriningtyas - Senin, 18 Mei 2020 | 05:00
Ilustrasi virus corona
freepik

Ilustrasi virus corona

Sampai Dibuat Frustasi dan Ragu pada Dirinya Sendiri, Pasien Positif Corona Ini Ceritakan Alami Gejala Aneh dan Berlarut-larut

GridHITS.id - Seorang profesor penyakit menular Liverpool School of Tropical Medicine, Paul Garner, mengalami 'sedikit batuk' pada pertengahan Maret ini. Lantas ia pun berdiskusi tentang virus corona baru dengan David Nabaro, perwakilan Inggris untuk urusan pandemi. Lakukan diskusi secara daring, Nabarro pun menyarankan Garner untuk pulang dan segera lakukan isolasi mandiri.

Baca Juga: Ramalannya Jarang Meleset, Mbah Mijan Buktikan Bencana Banjir Bandang Benar Terjadi di Tengah Pandemi Corona Sampai Beri Peringatan Keras Ini

Baca Juga: WHO Kritik Pelonggaran PSBB Saat Wabah Corona Masih Merajalela, Virus Corona Bisa Semakin Menyebar Garner pun melakukannya. Beberapa hari kemudian, ia mendapati dirinya mengalami gejala infeksi yang semakin serius. "Gejalanya aneh sekali," ungkap Garner sebagaimana dikutip The Guardian, Jumat (15/5/2020). Gejala tersebut termasuk kehilangan indra penciuman, berat, dada terasa kencang, dan jantung berdebar. Pada satu titik, Garner sempat berpikir bahwa dirinya akan mati. Ia menyebut dirinya sebagai anggota "grup herd immunity Boris Johnson", yaitu sekelompok pasien yang terinfeksi Covid-19 dalam 12 hari sebelum Inggris menerapkan lockdown. Gejala muncul dan hilang Garner mengira bahwa gejala yang ia alami akan cepat berlalu. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Garner mengalami fluktuasi kondisi kesehatan yang buruk, emosi yang ekstrem dan rasa kelelahan. Cerita ini pun ditulis dalam blog untuk British Medical Journal minggu lalu.

Ada bukti yang berkembang bahwa virus menyebabkan serangkaian gejala yang lebih besar daripada yang dipahami sebelumnya, serta efek yang dapat bersifat panjang dan berkelanjutan. Dalam kasus Garner, ia mengalami gejala selama lebih dari 7 minggu. Garner mengatakan, pengalamannya terpapar Covid-19 menunjukkan gejala baru dan mengganggu setiap harinya. Kepalanya terasa panas dan perutnya pun terasa sakit. Selain itu, Garner juga mengaku sesak napas, pusing, dan mengalami radang sendi pada tangan. Setiap kali ia berpikir bahwa penyakitnya akan segera sembuh, gejala-gejala tersebut kembali muncul. "Ini sangat membuat frustasi. Banyak orang mulai ragu pada dirinya sendiri," tambah dia. Garner menyebut bahwa virus menyebabkan banyaknya perubahan imun dalam tubuh, banyak patologi aneh yang belum dapat dipahami.

Baca Juga: Bikin Merinding, Ilmuwan Syok Saat Bedah Mayat Pasien Meninggal Akibat Terpapar Virus Corona, Organ-organ ini Rusak Parah

Baca Juga: Bak Oase di Gurun Pasir! Jumlah Pasien Corona Terus Menurun, Ridwan Kamil Akan Segera Buka Mal, Sekolah, dan Tempat Ibadah di Jabar Penelitian terbaru: gejala yang muncul dan hilang dalam waktu lama Berdasarkan penelitian terbaru, sekitar 1 dari 20 pasien Covid-19 mengalami gejala yang muncul dan hilang dalam waktu yang lam

Waktunya beragam, bisa dua bulan, tiga bulan, atau bahkan lebih. Garner mengatakan, salah satu penyakit yang menunjukkan kesamaan pola ini adalah DBD. "Demam berdarah memiliki gejala yang datang dan pergi," ujar dia. Sementara itu, Profesor Tim Spector dari King's College London, memperkirakan, ada sejumlah kecil orang tetapi signifikan, yang mengalami bentuk gejala panjang atau long tail dari virus. Spector sendiri merupakan kepala tim penelitian King's College London yang mengembangkan aplikasi pelacak Covid-19.

Aplikasi ini memungkinkan orang yang terduga memiliki penyakit tersebut untuk menuliskan gejala yang dialaminya setiap hari. Hingga kini, tercatat 3-4 juta orang telah menggunakannya, kebanyakan warga Inggris dan Amerika Serkat. Spector memperkirakan, 200.000 orang di antaranya melaporkan gejala yang berlangsung selama masa penelitian, yaitu 6 minggu. Ada data klinis yang baik dan tersedia untuk pasien-pasien yang pada akhirnya harus pergi ke rumah sakit. "Orang-orang ini mungkin dapat kembali bekerja. Ada sisi lain dari virus ini yang tidak memperoleh banyak perhatian karena konsep 'jika kamu tidak mati maka kamu baik-baik saja'" kata Spector. Semakin banyak informasi yang tersedia, semakin terlihat bahwa model Covid-19 yang telah disusun oleh pemerintah terlihat kedaluarsa. Banyak pasien Covid-19 yang tidak mengalami batuk dan demam.

Baca Juga: Bukan Takut Corona, Sandra Dewi Mengaku Takut Hamil Anak Ketiga karena Hal ini, Harvey Moeis : Jangan Sampai Kebobolan

Baca Juga: Disebut Covid-19 Bermutasi Jadi Melemah, WHO Mendadak Beri Peringatan Keras Usai Tahu Banyak Negara Longgarkan Lockdown Alih-alih merasakan gejala tersebut, mereka justru mengalami nyeri otot, radang tenggorokan, hingga sakit kepala. Hingga kini, aplikasi yang dikembangkan Spector dan timnya telah melacak 15 jenis gejala yang berbeda. "Saya telah mempelajari 100 penyakit dan Covid-19 adalah yang teraneh yang pernah saya lihat selama karier medis saya," kata Spector. Artikel ini telah tayang di Tribun Jateng dengan judul: Cerita Para Pasien Virus Corona, Alami Gejala Aneh Berminggu-minggu

Source : Tribun Jateng

Editor : Safira Dita

Baca Lainnya

Latest