Usai NASA Bilang Hujan Meteor Dekati Bumi Lalu Warganet Kaitkan dengan Tanda Kiamat, Tiba-tiba Muncul Video Ledakan Meteor di Madura, Papua, dan Surabaya, LAPAN Angkat Bicara

Sabtu, 09 Mei 2020 | 22:12

Meteor konon jatuh di tiga kota Indonesia, Surabaya, Papua, dan Madura

Usai NASA Bilang Hujan Meteor Dekati Bumi dan warganet kaitkan dengan tanda kiamat, Tiba-tiba Muncul Video Ledakan Meteor di Madura, Papua, dan Surabaya, LAPAN Angkat Bicara

GridHITS.id -Pada pekan pertama Mei, wilayah Indonesia akan mengalami fenomena langit luar biasa, yakni hujan meteor Eta Aquarids.

Baca Juga:Ribuan Cacing Bermunculan di Solo dan Klaten, BMKG Jelaskan Soal Prediksi Gempa dan Tsunami

Baca Juga:Belum Kelar Pandemi Corona dan Erupsi Gunung Anak Krakatau, BMKG Malah Beberkan Wilayah Ini Berpotensi Gempa Besar Memicu Tsunami

Fenomena hujan meteor Eta Aquarids ini menjadi hal menarik yang dapat Anda saksikan dengan mata terbuka dengan waktu puncaknya tanggal 6 Mei dan 7 Mei 2020.

Malam ini hingga dini hari, Anda dapat menyaksikan hujan meteor dari wilayah Indonesia.

Astronom Marufin Sudibyo mengatakan bahwa fenomena hujan meteor Eta Aquarids ini rutin terjadi setiap tahunnya.

Hujan meteor ini berlangsung setiap tahun dari 19 April hingga 28 Mei, demikian dikutip dari Kompas.com.

Di tahun 2020, hujan meteor Eta Aquarids diperkirakan dengan intensitas maksimum hingga 60 meteor per jam.

"Ia (hujan meteor Eta Aqurids) ini tergolong deras dengan intensitas 60 meteor per jam. Intensitas meteor tertinggi itu 120 meteor per jam. jadi ya cukup lumayan," kata Marufin kepada Kompas.com, Kamis (30/4/2020) lalu.

Aktivitas hujan meteor dengan intensitas maksimun 60 meteor per jam ini sebagian besar dapat terlihat di belahan bumi selatan.

Sedangkan, di belahan bumi utara intensitasnya hanya dapat mencapai sekitar 30 meteor per jam.

"Paling baik disaksikan dari belahan bumi selatan, termasuk Indonesia," ujar dia.

Terhalang Purnama

Namun, karena adanya eksistensi bulan menjelang purnama, kata Marufin, ini akan berpengaruh dan mereduksi ketampakan jumlah meteor menjadi separuhnya saja atau kurang.

Baca Juga:Wabah Corona Belum Mereda, BMKG Kembali Wanti-wanti Soal Cuaca Ekstrem yang Bakal Menyerang Indonesia, 10 Wilayah Ini Patut Waspada!

Baca Juga:Bikin Lega! Di Saat Corona Masih Mewabah, BMKG Bagikan Kabar Baik : Indonesia Akhirnya Terbebas dari Ancaman Bencana ini Pada 2020

Hujan meteor Eta Aquarids berasal dari debu-debu halus yang dilepaskan oleh komet Halley.

"Lebih spesifik lagi, ini (hujan meteor Eta Aquarids) debunya komet Halley yang legendaris," tutur Marufin mengungkap fakta menarik hujan meteor Eta Aquarids

Misi Rusia, Eropa, Jepang dan Amerika memiliki kesempatan untuk memotret Comet Halley selama pendekatan terdekatnya dengan matahari.

Deep Space Network (DSN) memberikan dukungan untuk semua misi internasional ini dalam bentuk telemetri, perintah dan atau navigasi (NASA).

Untuk diketahui, komet Halley menjadi legendaris karena sudah dikenal sejak zaman kuno hingga saat ini disebutkan masih terserak debu di sepanjang lintasannya.

Anda yang ingin menyaksikan ini bisa dilakukan di semua tempat di Indonesia.

"Asalkan langitnya gelap," katanya.

Berkaitan dengan itu, tiba-tiba hari ada postingan tentang meledaknya meteor di tiga kota Indonesia.

METEOR JATUH DI INDONESIA?

Sebuah video yang menunjukkan benda seperti meteor jatuh ramai diperbincangkan di media sosial Twitter.

Dalam keterangan video, disebutkan bahwa meteor tersebut jatuh di tiga tempat, yaitu Surabaya, Madura, dan Papua.

Sementara pembicaraan dalam video menyebutkan bahwa video itu diambil di Sidosermo, Surabaya.

"Ya Allah Sidosermo Surabaya ya Allah.. Subhanal quddus.. Subhanal quddus.. Subhanal quddus.. Rabbanal quddus.. La ilaha illallah Muhammadar rasulullah...," kata orang dalam video tersebut.

Berikut narasi lengkap yang dibagikan bersama video tersebut: Meteor jatuh di 3 tempat madura, dan Papua Serta Surabaya Dapat dri grup majelis. hoax atau engga ya??

Hingga pukul 11.00 WIB, Sabtu (9/5/2020), unggahan video tersebut telah diputar lebih dari 1.300 kali.

Lihat Foto Tangkapan layar video yang menyebut adanya meteor jatuh di beberapa wilayah Indonesia()

Twit yang sama juga diunggah pengguna Twitter lainnya, yang mengaku melihat meteor jatuh di wilayah Karawang.

Meteor jatuh di karawang

Lihat Foto Unggahan pengguna Twitter yang mengaku melihat meteor jatuh.

Meteor konon jatuh di tiga kota Indonesia, Surabaya, Papua, dan Madura

Lapan memastikan bahwa tidak ada meteor jatuh, tetapi sampah antariksa dan merupakan fenomena yang biasa.(Twitter)

Penjelasan Lapan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin memastikan bahwa video yang beredar di media sosial itu tersebut merupakan video editan.

Selain itu, lanjut Thomas, video tersebut juga telah diedit ke beberapa versi dengan narasi yang berbeda.

"Itu sudah dimodifikasi itu, itu editan. Karena saya sudah dapat informasi bahwa itu ada versi bahasa Inggris-nya," kata Thomas saat dikonfirmasi, Sabtu (9/5/2020).

"Saya terima informasi pertama kali dengan video yang sama di Merauke, kemudian ada lagi yang mengirim video yang sama di Aceh, ada lagi yang mengirim dengan video yang sama di Jawa Timur, macam-macam," lanjut dia.

Ia menjelaskan, benda yang terlihat pada video itu bukan meteor, melainkan sampah antariksa yang jatuh ke bumi.

Thomas memastikan, sampah antariksa itu tidak jatuh di wilayah Indonesia.

Menurut dia, sampah antariksa biasanya bekas roket yang meluncurkan satelit.

Setelah sekian lama, benda itu menjadi sampah antariksa dan masuk ke atmosfer.

"Itu sampah antariksa yang jatuh di suatu tempat, bukan di Indonesia. Tapi saya belum menemukan kejadian persisnya di mana," kata dia.

Thomas menyebutkan, benda itu akan terbakar dan pecah ketika berada pada ketinggian sekitar 120 kilometer dari Bumi.

Serpihan-serpihan yang terbakar di sekitar obyek juga menguatkan bukti bahwa benda yang jatuh itu adalah sampah antariksa.

Menurut Thomas, sampah antariksa akan berbahaya jika jatuh di permukiman.

Namun, probabilitasnya sangat kecil dan belum pernah terjadi.

"Kalau kena permukiman sih bahaya, tapi probabilitasnya kecil sekali. Bumi kan luas sekali. Selama ini belum ada kasus sampah antariksa yang jatuh di fasilitas manusia," kata Thomas.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Video Diklaim Meteor Jatuh, Benarkah Terjadi di Indonesia? Simak Penjelasan Lapan"

Tag

Editor : Saeful Imam

Sumber kompas