Masyarakat Diminta Siap dan Waspada! Ahli Kesehatan UI Ungkap Kemungkinan Pola Baru Penularan Virus Corona

Sabtu, 25 April 2020 | 11:20
freepik

Ahli Kesehatan UI Ungkap Kemungkinan Pola Baru Penularan Virus Corona

Masyarakat Diminta Siap dan Waspada! Ahli Kesehatan UI Ungkap Kemungkinan Pola Baru Penularan Virus Corona.

GridHITS.id - Baru-baru ini ahli kesehatan UI ungkap kemungkinan pola baru penularan virus corona.

Tak hanya itu, masyarakat pun diminta untuk selelau siap dan waspada dalam melawan virus corona.

Seperti kita ketahui bersama jika virus corona memang tengah menjadi pandemi di Tanah Air.

Terbaru, ahli kesehatan mengungkap pola penularan virus corona yang menurutnya bisa berubah.

Baca Juga: Bikin Lega karena Angka Pasien Sembuh Bisa Melonjak Usai Jokowi Kabarkan Amerika Akan Segera Kirim Alat Bantu Napas ini

Baca Juga: Bukan Kabar Gembira, Uji Klinis Ramdesivir Menjadi Obat Virus Corona Dikonfirmasi WHO Ada Kekeliruan, Apa?

Dilansir dari Kompas.com, Ahli Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany mengatakan, pola penularan virus corona penyebab Covid-19 kemungkinan bisa berubah.

Menurut Hasbullah, masyarakat tidak boleh meremehkan wabah Covid-19 ini dan harus selalu waspada.

"Kita tidak bisa menjamin pola penularan terus begini, manusia ke manusia. Sebab virus selalua beradaptasi dengan lingkungan dengan cepat," ujar Hasbullah ketika dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (24/4/2020).

"Sehingga jangan lalu meng-understimate seolah virus ini tidak terlalu berbahaya di negara tropis," kata dia.

Freepik

Ilustrasi penelitian virus corona

Hasbullahpun meminta masyarakat untuk selalu siap dan waspada terhadap persebaran Covid-19.

Masyarakat harus berpikir bahwa virus ini berbahaya dan kemungkinan besar bisa kembali menyebabkan penularan setelah banyak kasus sembuh.

Asumsikan virus ini sangat berbahya dan mungkin akan kembali. Kita harus selalu siap dan waspada. Suatu saat ini akan bisa jadi endemik (penyakit yang terus-menerus ada di suatu daerah) seperti demam berdarah," ujar dia.

Selain itu, sebelum ada obat dan vaksin ditemukan untuk Covid-19, satu-satunya yang bisa dilakukan masyarakat adalah menjaga daya tahan tubuh.

Baca Juga: Makan Berlebihan Saat Buka Puasa dan Sahur Dapat Membuat Seseorang Lebih Rentan Terinfeksi Wabah Virus Corona? Begini Penjelasannya Menurut Ahli

Baca Juga: Salah Kaprah! Rasa Lemas Saat Puasa Sering Diartikan Tak Kuat, Begini Penjelasan Ahli hingga Sebut Ada Lingkaran Sesat

Terlebih, untuk warga lansia atau individu dengan penyakit bawaan tertentu.

"Untuk masyarakat yang masih muda relatif aman, tetapi bagi yang sudah tua jangan keluar kecuali dalam kondisi sendirian dan jaga jarak yang jauh sebab risiko besar untuk tertular, " tambah Hasbullah.

Sementara itu, data terbaru yang dirilis pemerintah mengungkapkan bahwa masih ada penularan virus corona yang menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah.

Berdasarkan data hingga Jumat (24/4/2020) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 436 pasien Covid-19 di Indonesia.

Dengan demikian, hingga saat ini jumlah totalnya ada 8.211 kasus Covid-19 di Tanah Air, sejak kasus ini pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Hal ini diungkapkan juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Jumat sore.

Berdasarkan data dan periode yang sama, diketahui ada penambahan 42 pasien yang kini dinyatakan negatif virus corona setelah menjalani dua kali pemeriksaan.

Baca Juga: Baru Saja Cabut Lockdown dan Merasa Bebas Corona, China Kembali Diserang Wabah Covid-19 Jilid 2 Hingga Lakukan Karantina Lagi

Baca Juga: Bukan Kabar Gembira, Uji Klinis Ramdesivir Menjadi Obat Virus Corona Dikonfirmasi WHO Ada Kekeliruan, Apa?

Penambahan itu menyebabkan total pasien sembuh ada 1.002 orang.

Akan tetapi, pemerintah mengungkapkan kabar duka dengan masih adanya penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Ada penambahan 42 pasien yang meninggal dunia setelah dinyatakan positif virus corona.

Dengan demikian, total ada 689 pasien Covid-19 yang tutup usia di Tanah Air.

Editor : Safira Dita

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya