Buat Geger Ruang Isolasi Ancam Perawat Pakai Pecahan Kaca hingga Lakukan Hal Tak Terduga, Ternyata Ini Alasan PDP Samarinda Ngotot Kabur dari RS

Senin, 20 April 2020 | 15:06
Serambinews

Ilustrasi penjemputan pasien corona

Buat Geger Ruang Isolasi Ancam Perawat Pakai Pecahan Kaca hingga Lakukan Hal Tak Terduga, Ternyata Ini Alasan PDP Samarinda Ngotot Kabur dari RS.

GridHITS.id - Ada alasan dibalik PDP Samarinda ngotot kabur dari RS usai ancam perawat pakai pecahan kaca.

Ya, baru-baru ini tengah heboh kasus seorang pasien dalam pengawasan (PDP)berinisial N (52) di Samarinda, Kalimantan Timur, kembali berulah.

Pasalnya, ia sempat mengancam perawat dengan pecahan kaca hingga terbaru melakukan hal tak terduga dengan mendobrak pintu RS.

Baca Juga: Alhamdulillah, Nenek 72 Tahun yang Merupakan Pasien 01 di Ciamis Sembuh Total dari Covid-19 Meski Punya Riwayat Stroke dan Hipertensi

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 2 Sudah Dibuka, Adakah Perubahan untuk Tata Cara Pendaftarannya?

Dilansir dari Kompas.com, pasien yang dirawat di ruang isolasi RSUD Inche Abdoel Moeis tersebut mengamuk dan memaksa minta pulang ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Kejadian tersebut terjadi pada Minggu (19/4/2020) malam.

Dari informasi yang dihimpun, alasan pasien tersebut memaksa pulang lantaran ingin merawat ibunya yang sedang sakit sejak Sabtu (18/4/2020).

“Iya mengamuk lagi pasien sama. Minta pulang,” ungkap petugas Satgas Covid-19 dari BPBD Samarinda Irfan kepada Kompas.com, Senin (20/4/2020).

Menyikapi kondisi itu, pihak rumah sakit dan tim gugus tugas sempat kesulitan melakukan upaya negosiasi dengan yang bersangkutan.

freepik

Ilustrasi virus corona

Hingga akhirnya, pasien tersebut baru berkenan kembali dirawat setelah didatangkan guru atau seniornya untuk membantu melakukan negosiasi.

“Kurang lebih satu jam kita negosiasi baru dia kembali ke kamarnya,” jelas dia.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Samarinda Ismid Kosasih menambahkan, butuh cara khusus menghadapi pasien seperti ini.

“Tapi, alhamdulillah dalam waktu tidak terlalu lama kami berhasil menenangkan dia (pasien) kembali,” kata dia.

Baca Juga: Wanita Positif Corona Meninggal Dunia Usai Lahirkan Bayi Kembar, Begini Nasib Sang Anak Usai Ditinggal Ibunya

Baca Juga: Gara-gara Berita di Media Tentang Khasiat Obat ini Untuk Sembuhkan Corona, 300 Orang Meninggal Dunia dan 1000 Kritis di Iran

Selain itu, Ismid juga memastikan seluruh tim medis dan petugas di RSUD IA Moeis tetap berjaga sehingga semuanya bisa berjalan dengan baik.

“Intinya kita tetap memperlakukan dia sebagai pasien PDP. Berbagai cara kita lakukan baik itu persuasif dan lainnya,” ujar Ismid.

Pasien asal Samarinda ini diketahui sempat melakukan perjalanan dari Gowa, Sulawesi Selatan, dan diisolasi pada 8 April 2020.

Berdasarkan hasil rapid test, pasien dinyatakan reaktif.

Sedangkan untukhasil swab masih menunggu Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.

Pasien klaster Ijtima Ulama Dunia Gowa ini mengamuk karena minta dipulangkan dengan alasan ingin merawat ibunya yang sedang sakit sejak Sabtu (18/4/2020) malam.

“Iya mengamuk lagi pasien sama. Minta pulang,” ungkap petugas Satgas Covid-19 dari BPBD Samarinda Irfan kepada Kompas.com, Senin (20/4/2020).

Diakui Irfan, pihak rumah sakit dan tim gugus sempat kesulitan untuk melakukan upaya negosiasi dengan pasien tersebut.

Bahkan, untuk membujuk pasien tersebut pihaknya harus mendatangkan seseorang yang dianggap sebagai guru atau senior dari pasien itu.

“Kurang lebih satu jam kita negosiasi baru dia kembali ke kamarnya,” jelasnya.

Baca Juga: Digadang-gadang Ampuh Obati Virus Corona, Berikut Sederet Khasiat Daun Laban yang Kini Ramai Diburu Warga

Baca Juga: Jadi Kabar Gembira! Ikatan Dokter Idonesia Beberkan Kunci Virus Corona Bisa Mati Sendiri Dengan Antibodi

Editor : Safira Dita

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya