Pemakaman Jenazah Sejawat Ditolak, Tenaga Medis di Jawa Tengah Kenakan Pita Hitam Selama Seminggu Sebagai Bentuk Bela Sungkawa

Sabtu, 11 April 2020 | 13:45
Surya Malang

Pita Hitam

Tenaga Medis di Jawa Tengah Kenakan Pita Hitam Selama Seminggu Sebagai Bentuk Bela Sungkawa Rekan Sejawat yang di Tolak Jenazahnya

GridHits.id -Baru-bari ini publik dihebohkan dengan berita penolakan seorang tenaga medis yang terinfeksi virus corona.

Hal tersebut sontak menjadi viral.

Warganet pun melontarkan keritikan pedas serta hujatan kepada warga yang tolak garda terdepan penanganan corona itu.

Baca Juga: Bukan Kabar Baik, Om Hao Tiba-tiba Sebut Meletusnya Gunung Anak Krakatau dan Salah Satu Sosok Penjaga Gaibnya

Baca Juga: Tak Langsung Didenda Rp 100 Juta, Ini Mekanisme PSBB Bagi Pengguna Kendaraan

Dewan Pimpinan Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPW PPNI) Jawa Tengah kecewa atas penolakan pemakaman perawat yang meninggal karena wabah corona di Kabupaten Semarang, Kamis (9/4/2020) lalu.

Oleh keluarga, jenazah kemudian dimakamkan di Bergota makam keluarga RS Kariadi Semarang.

PPNI Jateng menilai peristiwa penolakan tersebut semestinya tidak terjadi.

Dikutip dari Tribunnews.com, Edy Wuryanto, Ketua DPW PPNI Jateng, mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan pihak RT dan RW daerah Suwakul, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Seperti diketahui sedianya perawat RSUP Kariadi tersebut akan dimakamkan di Tempat pemakaman umum (TPU) di SuwakulUngaran.

"Namun menurut mereka ada kepanikan sebab mobil yang datang ke daerahnya banyak sekali. Kepanikan itu yang membuat adanya misinformasi, dan kemudian penolakan," jelasnya ditemui di kantornya, Kabupaten Semarang, Jumat (10/4/2020).

Baca Juga: Terlalu Lama Diam Rumah Akibat Corona, Begini Cara Ekstrem Sepupu Raffi Ahmad Menghilangkan Kejenuhan : Bismillah

Baca Juga: Berhasil Terjual Puluhan Juta Kopi Albun, BTS Tercatat Menjadi K-pop Star Terpopuler Sepanjang Masa

Sebenarnya pihaknya sudah mengkaji ke ranah hukum terkait permasalahan tersebut.

Namun dari pihak warga Suwakul Ungaran sudah mendatangi pihakPPNI Jateng.

"Setelah mendengar informasi dari perwakilan warga itu, kemudian kami masih akan mengkaji ulang apakah tetap membawa ini ke ranah hukum. Sebab kami harus hati-hati juga, ini masalah yang sensitif," paparnya.

"Tenaga kesehatan itu tingkat kerawanannya tinggi sekali. Sebab, kalau di ruang isolasi, mereka harus sadar diri menggunakan alat pelindung diri (APD)," tandasnya.
Untuk menghormati jasa perawat meninggal karena corona di Kabupaten Semarang itu, serta sebagai tanda duka cita, Edy meminta anggotanya mengenakan pita hitam di lengan kanan.

Bentuk belasungkawa itu akan dilakukan mulai tanggal 10-16 April 2020.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Dewi Perssik Murka di Media Sosial hingga Rekan Artis Ikut Berkomentar, Ada Apa?

Baca Juga: Beredar Video Glenn Fredly Lantunkan Shalawat dengan Merdu Semasa Hidupnya, Warganet Beri Respons Tak Terduga, Ada Apa?

Menurutnya, di Jateng saat ini ada total 68 ribu perawat.

Ia meminta pemerintah serius memperhatikan keselamatan perawat sesuai standar WHO. Sebab, perawat dan tenaga medis lainnya sangat rawan terpapar virus corona lantaran mereka melakukan kontak langsung dengan pasien.

Bahkan kini tagar #saveperawat dan #savetenagamedisindonesia pun ramai di dunia maya.

Editor : Saeful Imam

Baca Lainnya