GridHITS.id -Pemerintah tak ada hentinya memberikanupdate mengenai kondisi terkini corona di Indonesia.
Saat ini sedikitnya tercatat pasien terinfeksi virus corona bertambah menjadi 686 orang.
Tak hanya itu, ada 55 pasien Covid-19 dinyatakan meninggal dunia.
Baca Juga: Sempat Dirawat di Rumah Sakit Slamet Riyadi, Ibunda Presiden Joko Widodo Tutup di Usia 77 Tahun
Kemudian tak lupa 30 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh total.
Dengan jumlah pasien corona yang setiap harinya bisa dikatakan selalu melonjak tajam.
Pemerintah Indonesia kini melakukan sederet upaya penanggulangan.
Tak cukup dengansocial distancing dan kampanye hidup sehat.
Kini, pemerintah juga melakukanrapid testatau tes cepat.
Upaya tersebut dilakukan untuk menjaring secara kasar mengenai potensi seseorang terjangkit virus corona.
Tes cepat yang diadakan pemerintah juga jadi angin segar bagi warga.
Namun, ada satu catatan yang perlu digaris bawahi.
Hasilrapid test atau tes cepat ini tidak menjamin seseorang yang dinyatakan hasilnya negatif tak langsung bebas dari virus corona.
Mengapa demikian?
Achmad Yurianto selaku juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 buka suara.
"Rapid testmenggunakan pemeriksaan antibodi, jadi bukan melakukan pemerikasaan langsung terhadap virusnya, karena kalau memeriksa langsung terhadap virusnya kita menggunakan pemeriksaan yang berbasis antigen.
"Yang kita gunakan adalah dengan pemeriksaanswab, dengan hapusan di dinding belakang rongga hidung atau di belakang rongga mulut," kata Yuri dikutip dari kanal YouTube 'BNPB Indonesia' (24/3/2020).
Berbeda dengan metodeswab yang bisa langsung memeriksa ada atau tidaknya virus corona.
Yuri juga menjelaskan mengenai rapid test adalah menampisan secara massal.
"Untuk cara cepat ini (yang diperiksa) adalah pemeriksaan antibodinya yang ada dalam darah," sambungnya.
Achmad Yurianto juga menegaskan hasil tes negatif Covid-19 saatrapid test tak menjamin seseorang tersebut bebas dari virus corona.
"Oleh karena itu pemeriksaanrapid test dengan menggunakan basis pemeriksaan antibodi tentunya kalau hasilnya negatif, kita belum bisa memberikan jaminan bahwa yang bersangkutan tidak terinfeksi.
"Bisa saja terinfeksi tetapi pada tahap-tahap awal karena antibodinya belum terbentuk," pungkas Achmad Yurianto.
Dikatakan bahwa butuh enam sampai tujuh hari terbentuknya antibodi yang kemudian bisa diidentifikasi sebagai positif Covid-19.
Ditegaskan juga kalau hasilrapid test pertama menunjukkan negatif Covid-19, maka pemerintah akan mengulang kembali setelah 10 hari.
Jika hasil tes kedua menunjukkan positif Covid-19 maka akan ditindaklanjuti.
Sedangkan, jika hasil tes kedua tetap menunjukkan negatif Covid-19 maka bisa dipastikan tidak terinfeksi virus corona.
Namun, tetap disarankan agar melakukan upaya pencegahan meski hasil tes menunjukkan negatif Covid-19.