Kemenkes Ungkap Hal Mengejutkan Tentang Rapid Test, Jangan Salah!
GridHITS.id - Penderita corona di tanah air angkanya terus meroket.
Terakhir, angka penderita positif menembus 450 orang dengan korban meninggal 38 orang meninggal dan 20 orang sembuh.
Untuk mencegah penyebaran lebih banyak, pemerintah mendatangkan alat pendeteksi penyakit corona.
Baca Juga:Ningsih Tinampi Tiba-tiba Menangis Sesenggukan, Singgung Wabah Corona dan Kabah, Ada Apa?
Baca Juga:Lama Tak Ada Kabar, Tiba-tiba Paranormal Ningsih Tinampi Diberitakan Diserang,
Diharapkan, penderita yang terdeteksi dapat diisolasi, dikarantina dan menjalani pengobatan, baik di rumah sakit maupun di rumah, sehingga tidak menyebarkannya ke orang lain.
Hanya saja, pihak Kemenkes mewanti-wanti soal rapid test ini.
Bila tidak dijelaskan, dikhawatirkan hasil rapid test ini bisa menimbulkan kesalahpahaman.
Rapid test ini tidak mendeteksi virus, hanya mendeteksi antibodi seseorang.
Jadi,warga yang sudah menjalani rapid-test dan dinyatakan negatif virus corona jenis SARS-CoV-2 diminta tetap mengisolasi diri di rumah masing-masing dan menjaga jarak dengan orang lain.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19 Ahmad Yurianto mengatakan, hasil negatif dalam rapid test tidak menjamin orang tersebut benar-benar sehat dan bebas dari virus corona baru yang menyebabkan covid-19.
"Kita menginginkan siapapun meskipun di dalam pemeriksaannya negatif tidak kemudian merasa dirinya sehat, tetap harus melaksankan pembatasan, mengatur jarak dalam berkomunikasi secara sosial," kata Yurianto dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Sabtu (21/3./2020).
Yurianto menjelaskan, hasil negatif dari rapid test bisa saja didapatkan dari orang yang sudah terinfeksi virus corona tetapi respon imunitasnya tidak muncul sehingga dinyatakan negatif.
Menurut Yurianto, hal tersebut dapat terjadi pada infeksi di bawah enam atau tujuh hari.
Oleh karena itu, pemeriksaan rapid test akan diulang lagi tujuh hari setelah pemeriksaan pertama.
Menjaga jarak dengan berdiam di rumah, kata Yurianto, juga mesti dilakukan demi mengurangi kemungkinan tertular virus corona dari orang-orang yang masih berkeliaran di tempat umum.
"Sekalipun hasilnya negatif, tidak boleh menganggap bahwa dirinya betul-betul sehat dan terbebas dari corona virus covid-19. Bisa saja kalau saat ini negatif, dengan ketidakhati-hatian bisa saja tertular orang lain yang positif," kata Yurianto.
Yurianto menambahkan, warga yang dinyatakan positif pun tidak harus dilarikan ke rumah sakit bilamana belum ada keluhan yang membutuhkan layanan medis dari rumah sakit.
"Belum tentu hasil yang positif ini menbutuhkan perawatan di rumah sakit. Prinsipnya adalah isolasi. Isolasi yang kita kenal adalah isolasi perorangan, karantina perorangan, dan bisa juga dilaksanakan karantina rumah sakit," kata Yurianto.
Yurianto menyebutkan, rapid test dilakukan mulai Jumat kemarin dan sudah diikuti oleh sebanyak 2.000 orang hingga Sabtu ini.