“Saya mencoba yang terbaik untuk mengatasi kesedihan saya, saya tahu saya memiliki gangguan stres pasca-trauma,” kata Carmine.
Sementara, istrinya, Haley, mengatakan bahwa dia didiagnosis menderita PTSD (Post-Traumatic Stres Disorder) dan kecemasan, serta masih mengalami serangan panik.
Dia telah menjalani pengobatan tetapi membuatnya mati rasa sehingga dia merasa tidak bisa berduka dengan benar.
“Saya memikirkan Lucas dan menangis sekitar sepuluh kali sehari. Saya mengalami depresi dan kegelisahan, tetapi saya merasakan kematian anak saya dan saya tahu saya harus menghadapinya.”
“Teman dan keluarga saya memberi tahu saya bahwa ini bukan salah saya, tetapi saya terus memikirkannya hingga saya tidak tidur.”
Tidur bersama bayi (co-sleeping) di satu sisi memang baik untuk membangun ikatan antara orangtua dengan bayinya, namun di sisi lain menjadi berbahaya bagi bayi tersebut.
Lebih dari 130 bayi meninggal setiap tahun akibat kecelakaan saat berbagi tempat tidur dengan orangtua mereka.
Rata-rata 133 bayi meninggal setiap tahun selama lima tahun terakhir.
Terungkap bahwa 141 anak meninggal saat tidur bersama pada tahun 2017, dibandingkan dengan 131 pada tahun 2016, 121 pada tahun 2015, 141 pada tahun 2014 dan 131 pada tahun 2013.
Data menunjukkan risiko kematian bayi terkait tidur sementara tidur bersama jauh lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Sementara National Childbirth Trust mengakui ada langkah-langkah untuk membuat tidur bersama lebih aman.