Parapuan.co - Merkuri adalah unsur yang ditemukan di seluruh bumi, baik di tanah, batu, dan air, bahkan beberapa ditemukan di udara.
Merkuri ada dalam beberapa bentuk seperti logam cair (quicksilver), sebagai uap, dan senyawa (organik dan anorganik).
Sementara itu, melansir dari PARAPUAN, merkuri telah digunakan berabad-abad lalu sebagai obat, untuk membuat amalgam, dan dalam banyak aplikasi di industri lainnya.
Pada dunia kecantikan, merkuri dijadikan salah satu bahan pemutih kulit karena bisa menghambat pembentukan melanin.
Hal ini pun bisa membuat kulit lebih cerah hanya dalam waktu yang singkat.
Penting untuk diketahui bahwa merkuri mengandung senyawa klorida yang akan melepaskan asam klorida sehingga menyebabkan pengelupasan pada lapisan epidermis kulit.
Dampak yang bisa dirasakan adalah sensasi panas di kulit, terasa terbakar dan mengelupas, sehingga makin lama kulit akan semakin tipis.
Senyawa ini juga mampu menghentikan enzim sulfhidril mercaptan di dalam proses melanogenesis dalam kulit.
Akibatnya, senyawa merkuri itu akan menghambat kinerja enzim tyrosinase, yang pada akhirnya menghambat pembentukan melanin pada kulit.
Padahal melanin justru sangat dibutuhkan kulit sebagai pigmen alami yang memberikan warna pada organ penting seperti bola mata, rambut dan kulit.
Baca Juga: Ini Alternatif untuk Mengganti Kandungan Berbahaya dalam Skincare
Memang, penggunaan merkuri pada kulit bisa membuatnya terlihat lebih cerah dan glowing dalam waktu yang singkat.
Walau bisa memberikan hasil yang instan, namun penggunaan merkuri pada kulit akan menyebabkan masalah yang tak bisa disepelekan.
"Jika diserap kulit, merkuri bahkan dapat menyebabkan keracunan dengan toksisitas pada ginjal dan sistem syaraf," ujar Joshua Zeichner, direktur penelitian kosmetik dan klinis di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City, seperti melansir dari Allure.
Pernyataan tersebut didukung oleh paparan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengatakan bahwa efek samping dari penggunaan merkuri dalam produk perawatan kulit adalah kerusakan ginjal.
Selain itu, penggunaan kosmetik yang mengandung merkuri dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada mata, paru-paru, pencernaan, saraf dan sistem kekebalan tubuh.
Janin manusia dan orang yang secara medis terganggu, misalnya pasien dengan masalah paru-paru atau ginjal, adalah yang paling rentan terhadap efek toksik merkuri.
Baca Juga: Hindari Sunscreen dengan Bahan Kimia Ini yang Berbahaya bagi Laut
Gejala Keracunan Merkuri
Gejala keracunan merkuri bisa sangat variatif dan dapat terjadi dengan cepat atau dalam jangka waktu yang lama.
Secara umum, gejala terjadi dan berkembang lebih cepat jika dosis merkurinya lebih tinggi.
Toksisitas merkuri anorganik atau yang diserap melalui kulit sering menyebabkan ruam kulit dan peradangan (dermatitis).
Jika tertelan, dapat melarutkan jaringan dan beberapa mungkin diserap oleh jaringan usus.
Merkuri yang diserap dapat menyebar ke sistem organ lain yang mengakibatkan perubahan mental termasuk perubahan suasana hati dan kehilangan memori, kerusakan ginjal hingga kelemahan otot.
Banyak gejala dan masalah kesehatan lainnya yang berkaitan dengan keracunan merkuri, misalnya, tekanan darah tinggi, endometriosis, hingga sakit kepala.
Penting untuk diingat bahwa penggunaan merkuri pada produk kecantikan seperti facial wash, moisturizer hingga krim siang atau malam, sudah dilarang di Indonesia.
Maka, jika Kawan Puan masih menemukan produk dengan kandungan merkuri di dalamnya, jangan digunakan.
Kita pun perlu lebih waspada dalam menggunakan produk perawatan wajah jika tak ingin kulit jadi rusak.
Selalu periksa kandungan pada produk skincare yang kamu gunakan yah, dan pastikan tidak ada kandungan merkuri di dalamnya.
Dan ingat pula, hasil kulit yang bagus tidak bisa didapatkan dalam waktu singkat. Jadi kuncinya adalah bersabar dalam menggunakan produk skincare-mu yah.(*)
Baca Juga: Hindari Sunscreen dengan Bahan Kimia Ini yang Berbahaya bagi Laut