"Kemudian saya antarkan lagi ke RS Al Islam di Sekarno Hatta. Jalanan ke sana kondisinya macet," kata Bani.Namun, RS Al Islam juga tidak bisa menerima pasien tersebut dengan alasan yang sama, yaitu kapasitas sudah penuh.
"Keluarga pasien kemudian meminta saya untuk mengantarkan ke RS Santosa di Kebon Jati," tuturnya.
Meski pada saat itu sekitar pukul 12.00 WIB beberapa jalan yang ditutup dalam kegiatan PPKM Darurat di Kota Bandung telah dibuka, nasib baik tidak berpihak kepada pasien.
Bani menyaksikan sendiri saat anak dari pasien histeris saat ibunya sudah lemas dan tidak lagi bernapas.
"Meninggalnya dalam perjalanan dari RS Al Islam ke RS Santosa. Dari Arcamanik sampai ke Kebon Jati muter-muter sekitar satu jam. Tapi waktu itu enggak sampai kena penutupan jalan," bebernya.Bani mencoba menenangkan keluarga pasien dan menyanggupi untuk mengantar mereka kembali ke rumah di Cijambe.
Bahkan, Bani tidak meminta bayaran atas ongkos taksi onlinenya itu.
"Ini pengalaman pertama saya ada yang meninggal di dalam mobil saya. Tapi Insya Allah saya nggak trauma, mudah-mudahan jadi amal ibadah untuk saya," tandasnya.Berdasarkan keterangan dari suami almarhumah, pasien ini bukanlah sakit Covid-19.
Pasien lansia ini memiliki riwayat sakit asam lambung yang cukup parah sehingga kondisi kesehatannya menurun drastis dalam beberapa hari terakhir.