"Luasan awan kumulonimbus (CB) bisa mencapai 1-10 kilometer dan tingginya bisa mencapai lebih dari 10 kilometer. Pada fenomena yang terjadi tersebut terlihat ciri khas dari awan CB, yaitu memiliki puncak yang menyerupai jamur atau berbentuk seperti landasan pesawat (anvil dome)," jelas Ben.
Dalam awan CB, kata dia, terdapat ion positif dan negatif yang dapat dilepaskan sebagai kilat atau petir yang terjadi.
"Pada fenomena tersebut kilat atau petir yang terjadi merupakan jenis petir intracloud atau terjadi di dalam awan yang sama," sebutnya.
Jenis awan ini, meski tidak merupakan tanda dari bencana alam, tapi juga sangat berbahaya bagi aktivitas masyarakat dan penerbangan.
Selain petir, ada turbulensi (golakan udara) kuat, microburst hingga hujan es.
"Kami mengimbau agar masyarakat tidak panik dan termakan hoaks. Yang harus dilakukan adalah lebih berhati-hati, tanggap cuaca dan dapat meng-update informasi yang kami beri lewat media," pungkasnya.