Dengan penemuan kasus paling tinggi di angka 14.000, nantinya masih ada gap kelemahan deteksi kasus.
Dicky memperingatkan hal ini bisa berbahaya karena akan menyebabkan lonjakan kasus kesakitan dan kematian.
"Gap (selisih) temuan kasus minimal 40 ribu yang bisa kita temukan, kita baru bisa menemukan seperempatnya.
Kalau dibiarkan adalah hal yang sangat serius karena penambahan dari kasus yang tidak terdeteksi akan berpola eksponensial dan meledak," katanya.
Terlepas dari itu, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito akan lakukan hal ini jika perpanjangan PPKM Jawa-Bali gagal lagi.
Disebutkan oleh Satgas Covid-19, kebijakan perpanjangan PPKM bergantung pada tingkat kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi aturan-aturan yang telah ditentukan.
Jika perpanjangan PPKM Jawa-Bali gagallagi, ia menyebut akan terus melakukan pembatasan sampai dengan waktu yang tidak dipredisksi.
"Apabila tidak (disiplin), maka kita akan terus memperpanjang periode pembatasan kegiatan ini terus menerus agar menjadi efektif sampai waktu yang tidak diprediksi," kata Wiku dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (21/1/2021).
"Kita masih memiliki harapan besar pada intervensi pemberlakuan pembatasan kegiatan ini,"
"Ini baru satu minggu pelaksanaan, dampak dari intervensi baru akan terlihat pada minggu ketiga intervensi dilakukan," sambungnya.
Artikel ini sudah pernah tayang di GridHealth dengan judul: Jika Perpanjangan PPKM Jawa-Bali Gagal Lagi, Satgas: Pembatasan Terus sampai Waktu yang Tidak Diprediksi