Follow Us

Mulanya Negatif Lalu Positif Covid-19, Dokter Beri Penjelasan Mengapa Hasil Swab Test Anies Baswedan Berubah Dalam Waktu 2 Hari

Safira Dita - Jumat, 04 Desember 2020 | 16:41
Dokter Beri Penjelasan Mengapa Hasil Swab Test Anies Baswedan Berubah Dalam  Waktu 2 Hari
Dok. Pemprov DKI Jakarta

Dokter Beri Penjelasan Mengapa Hasil Swab Test Anies Baswedan Berubah Dalam Waktu 2 Hari

GridHITS.id - Dokter beri penjelasan mengapa hasil swab test Anies Baswedan berubah dalam waktu 2 hari.

Sebelumnya, ada kabar mengejutkan yang datang dari pejabat pemerintahan DKI Jakarta terkait Covid-19.

Bagimana tidak, diberitakan jika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan positif Covid-19 sempat membuat masyarakat terkejut.

Pasalnya, sebelumnya juga dikabarkan bahwa Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria positif Covid-19.

Akibat hal tersebut, Anies Baswedan langsung menjalani tes swab antigen pada Minggu (29/11/2020), dan hasilnya negatif.

Namun berselang 2 hari kemudian tepatnya, Selasa (1/12/2020), Anies Baswedan mengumumkan jika hasil tes swab PCR-nya menunjukan dirinya positif Covid-19.

Lantas, apa yang membedakan antara tes swab antigen dan tes swab PCR?

Baca Juga: Kabar Gembira Pemerintah Sebut Zona Merah DKI Jakarta Berkurang, Anies Baswedan: Covid-19 Terkendali Menuju Aman

Baca Juga: Memasuki Musim Hujan Pandemi Covid-19 Masih Menyerang, Para Ahli Wajibkan Bawa Barang Cadangan Ini Untuk Cegah Virus Corona

Tes swab antigen

Untuk mendeteksi virus corona, swab antigen disebut lebih akurat dibanding rapid test antibodi.

Baik rapid test antigen dan rapid test antibodi hasilnya keluar dengan cepat, kurang dari 30 menit.

Diberitakan Sains Kompas.com edisi 8 Agustus 2020, dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengatakan bahwa swab antigen mampu mendeteksi antigen atau protein yang dikeluarkan oleh virus, termasuk Covid-19, ketika sedang menginfeksi tubuh.

Dalam melakukan tes swab antigen, seseorang juga akan di-swab di bagian hidung atau tenggorokan kemudian sampelnya dimasukkan ke dalam alat untuk melihat reaksi antigen Covid-19.

"Virus yang dideteksi adalah bagian luar virus," kata Erlina dilansir dari laman resmi FKUI.

Dengan kata lain, tes swab antigen dapat mendeteksi keberadaan antigen virus corona pada orang yang sedang mengalaminya.

Baca Juga: Kabar Gembira Bansos Rp 600 Ribu Untuk Karyawan Cair, Berikut Skema Penyaluran hingga Solusi Jika Tak Dapat Bantuan Subsidi Gaji

Baca Juga: Gagal Jadi Kabar Gembira Bansos Rp 600 Ribu Untuk Karyawan Ditunda, Menaker: 2,5 Juta Bukan Angka yang Sedikit

"Jadi, swab antigen seperti rapid test (antibodi), tapi yang dideteksi itu antigen. Tentu kalau bisa mendeteksi antigennya, itu lebih baik daripada mendeteksi antibodi. Karena antigen itu langsung mewakili virusnya," terang Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Prof. Amin Soebandrio.

Sementara, rapid test antibodi menunjukkan hasil positif jika tubuh seseorang sudah mengembangkan antibodi melawan Covid-19.

Jika seseorang terinfeksi Covid-19, tapi antibodi belum muncul di tubuhnya, bukan tidak mungkin akan terjadi negatif palsu (hasil negatif, tapi sebenarnya sudah terinfeksi virus corona).

Hal inilah yang membuat tes antigen lebih akurat dibanding rapid test antibodi.

Tes swab PCR

Kendati tes swab antigen lebih akurat dibanding rapid test antibodi, tapi Erlina menegaskan bahwa standar tertinggi pendeteksian Covid-19 adalah tes swab polymerase chain reaction (PCR).

PCR merupakan metode pemeriksaan virus SARS Co-2 dengan mendeteksi DNA virus.

Melalui tes swab PCR, seseorang dapat diketahui apakah benar terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 atau tidak.

Baca Juga: Kabar Gembira Pemerintah Bagikan BST Rp 500 Ribu di Bulan September, Begini Cara Ketahui Apakah Terdaftar Sebagai Penerima Bansos

Baca Juga: Jadi Kabar Gembira di Bulan September Untuk Seluruh Keluarga Indonesia, Pemerintah Janjikan Bansos Rp 500 Ribu per Kepala Keluarga

Seperti tes swab antigen, tes swab PCR juga mengambil cairan tubuh yang paling banyak mengandung virus, yakni menggunakan alat usap melalui hidung atau tenggorokan.

Sampel ini kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk mendeteksi apakah seseorang positif Covid-19 atau tidak.

Diberitakan Sains Kompas.com edisi 18 Maret 2020, secara teori tes swab PCR cukup sederhana.

Para ilmuwan hanya cukup mengambil potongan gen virus dan menggunakan serangkaian bahan kimia untuk mencari potongan gen itu dalam sampel.

Apabila potongan itu ditemukan dalam sampel, berarti pasien memiliki virus yang menginfeksi tubuhnya.

"PCR adalah platform pengujian standar untuk virus, karena tes ini dinilai sangat sensitif," ungkap Paul Yager, seorang profesor di departemen bioteknologi di University of Washington.

PCR dapat mendeteksi, bahkan pada sejumlah kecil virus dalam sampel pasien dan kecil kemungkinan kesalahan untuk memiliki hasil negatif.

Kendati terbilang sederhana, petugas lab harus sangat berhati-hatis saat mencampur sampel pasien dengan sebagian kecil bahan kimia dalam tabung.

Pasalnya, sedikit kontaminasi dapat merusak hasil tes.

"Tidak semua lab bisa melakukan PCR. Itu membutuhkan laboratorium yang sangat bersih," imbuhnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah mengumumkan sejak awal pandemi bahwa tes PCR merupakan metode paling efektif untuk mendeteksi Covid-19.

Sementara, perbandingan harga tes swab PCR di Indonesia terbilang lebih mahal dibanding tes swab antigen.

Baca Juga: Kabar Gembira Pemerintah Bagikan BST Rp 500 Ribu di Bulan September, Begini Cara Ketahui Apakah Terdaftar Sebagai Penerima Bansos

Baca Juga: Jadi Kabar Gembira di Bulan September Untuk Seluruh Keluarga Indonesia, Pemerintah Janjikan Bansos Rp 500 Ribu per Kepala Keluarga

Source : GridHits.ID

Editor : Safira Dita

Baca Lainnya

Latest