Follow Us

Nadiem Makarim Bagikan Kabar Gembira di Tengah Pandemi Covid-19, Anak Sekolah, Orang Tua dan Guru Kini Bisa Dapat Pulsa dari Sekolah

Yulia Susanti - Kamis, 06 Agustus 2020 | 09:30
Nadiem Makarim Sampaikan Kabr Gembira di Tengah Pandemi Covid-19, Anak Sekolah, Orang Tua dan Guru Kini Bisa Dapat Pulsa dari Sekolah.
Tribunnews.com

Nadiem Makarim Sampaikan Kabr Gembira di Tengah Pandemi Covid-19, Anak Sekolah, Orang Tua dan Guru Kini Bisa Dapat Pulsa dari Sekolah.

GridStar.ID - Nadiem Makarim membagikan kabar gembira untuk para pelajar.Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengambarkan bahwa anak sekolah kini bisa meminta pulsa dari sekolah.Proses pembelajaran saat ini memang dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena Pandemi Covid-19.

Baca Juga: Dipanggil Dokter hingga Profesor oleh Anji, Terungkap Profesi Asli Hadi Pranoto yang Klaim Temukan Obat Penangkal Virus Corona, Siapa Sebenarnya Sosoknya?Proses pembelajaran kini dilakukan secara daring dari rumah masing-masing peserta didik.Namun, saat menjalankan proses pembelajaran secara online, ketersediaan kuota internet pun menjadi kendala utama, khususnya bagi keluarga dari ekonomi rendah.Melihat permasalahan tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim pun mengambil kebijakan baru.Baca Juga: Angin Segar Berakhirnya Pandemi Corona, Erick Thohir Cek Kesiapan Bio Farma Genjot Produksi Vaksin Covid-19 hingga 250 Juta Dosis Usai Uji Klinis Fase 3, Bakal Siap Desember 2020!

Nadiem Makarim memperbolehkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dimanfaatkan untuk membeli pulsa murid-murid dan guru yang terkendala secara ekonomi dalam sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).Dikutip dari Kompas.com, penggunaan dana BOS untuk membeli kebutuhan kuota internet tersebut merupakan kebijakan yang diambil untuk merespons situasi pandemi covid-19 saat ini.Nadiem meminta agar dana BOS itu bisa digunakan dengan sebaik mungkin.

Baca Juga: Setelah Bikin Geram Ridwan Kamil Gegara Undang Rhoma Irama Manggung, Hadi Pranoto yang Disebut Anji sebagai Profesor Mikrobiologi Klaim Temukan Obat Virus Corona yang Kini Dianggap Menyesatkan Masyarakat"100 persen dana BOS diberikan fleksibilitas untuk membeli pulsa atau kuota internet untuk anak dan orangtuanya. Bisa itu, sudah kita bebaskan. Di masa darurat covid ini boleh digunakan untuk pembelian pulsa guru, sekolah, dan orangtua untuk anak," ucap Nadiem, di Bogor, Kamis (30/07).Ia melihat, banyak keluhan dari para guru dan orangtua murid yang merasa sulit menyediakan kebutuhan kuota internet dalam proses kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi ini.Ia menjelaskan, penggunaan dana BOS untuk kuota internet harus dikonsultasikan bersama guru dan kepala sekolah.Baca Juga: Tanpa Tedeng Aling-Aling, Mbah Mijan Beri Terawangan Ngeri Soal Pandemi Covid-19 hingga Minta Masyarakat Waspada: Virus Gak Akan Hilang!

Nadiem menuturkan, kepala sekolah memiliki hak untuk mengalihkan penggunaan dana BOS demi kepentingan mendukung pembelajaran termasuk pembelian kuota internet."Ini kebebasan dengan kriteria (dana BOS) Kemendikbud. Ini diskresi untuk kepala sekolah," sebutnya.Sebelumnya, dalam kunjungan ke sejumlah sekolah di Kota Bogor, Nadiem banyak mendengar curhat dari para tenaga pengajar mengenai kendala dalam belajar daring.

Baca Juga: Gegerkan Istana karena Takut Tulari Presiden, Wakil Wali Kota Solo Ternyata Negatif Covid-19 Setelah Sebelumnya Dinyatakan Positif Virus Corona, Ada Apa?Hal yang paling krusial dialami oleh guru dan peserta didik di Kota Bogor dalam menjalankan sistem PJJ adalah ketersediaan kuota internet dan jaringan.TerpaksaNadiem sendiri mengakui sebenarnya sejak awal dirinya tidak menginginkan adanya metode pembelajaran jarak jauh (PJJ).Ia mengatakan, kebijakan pembelajaran jarak jauh ini terpaksa dilakukan.Baca Juga: Bak Senjata Makan Tuan, Sesumbar Klaim Vodka Bisa Jadi Obat Virus Covid-19, Presiden Belarus Malah Ketahuan Postif Corona

"Dalam hati saya, saya tidak ingin PJJ terjadi. Saya ingin semua anak kembali tatap muka. Jadi PJJ itu bukan kebijakan pemerintah, PJJ itu kita terpaksa,” katanya saat mengunjungi SDN Polisi 1 Bogor.Nadiem kemudian menjelaskan, PJJ terpaksa diambil agar anak-anak tetap dapat melanjutkan pendidikan.Sebab jika tidak ada PJJ, maka pembelajaran anak akan terhenti akibat pandemi covid-19.

Baca Juga: Tak akan Pernah Rasakan Indahnya Malam Pertama, Pengantin Baru yang Akad di Tempat Karantina Virus Corona Ini Langsung Pisah Usai Ijab Qobul Gegara Mempelai Pria Positif Covid-19"Pilihannya adalah ada pembelajaran, atau tidak ada pembelajaran sama sekali karena krisis kesehatan. Jadi PJJ itu bukan suatu yang diinginkan," ucap Nadiem.Maka dari itu, Nadiem menuturkan pembelajaran tatap muka memang sangat direkomendasikan bagi para pelajar.Sebab, dengan begitu guru dapat mengetahui kondisi dari para siswanya.Baca Juga: Bukan Bermaksud Mendahului Takdir, Terawangan Mbah Mijan yang Sebut Wabah Virus Corona di Tanah Air Tak akan Bisa Hilang bak Jadi Kenyataan

"Tidak ada yang bisa menggantikan interaksi tatap muka. Di situlah kita bisa merasakan emosionalnya, di situlah kita bisa merasakan energi di sekolah. Sehingga kita tahu siswa lagi senang, sedih, dia ngerti, kita lebih sensitif tatap muka gitu. Saya sebagai orang tua menyadari ini. Saya membantu mereka lewat zoom tapi tidak sama," ujarnya.Kapan Sekolah Buka?Meski secara pribadi tidak menginginkan adanya metode pembelajaran jarak jauh, namun Nadiem juga tidak tahu pasti kapan proses pembelajaran di sekolah bisa kembali normal.Ia menyebut seluruh kebijakan akan ditentukan menunggu pandemi berakhir.

Baca Juga: Dari Awal Terlibat Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto Bereaksi Saat Hadi Klaim Temukan Obat Covid-19: Datang ke Pemerintah, Tunjukkan Buktinya"Sebenarnya saya ingin menjawab pertanyaan itu, tetapi yang akan menjawab itu adalah virusnya," kata Nadiem saat berkunjung di sekolah Muhammadiyah.Nadiem menyebut, masa pembelajaran pada masa pandemi ini merupakan masa belajar dan mengajar dengan proses yang dinamis.Pembukaan belajar bukan hal yang stagnan, sehingga untuk pembukaan sekolah secara normal pasti tergantung kesiapan dan proses penyebaran virus ini di masing-masing daerah.Baca Juga: Tanpa Tedeng Aling-Aling, Mbah Mijan Beri Terawangan Ngeri Soal Pandemi Covid-19 hingga Minta Masyarakat Waspada: Virus Gak Akan Hilang!

Begitu pula saat ditanya terkait skema yang harus segera dieksekusi kementerian yang kemungkinan akan dibuka pada awal 2021, lagi-lagi Nadiem mengatakan dia belum bisa memutuskan."Jadi mohon maaf saya enggak bisa menjawab. Walapun banyak yang mengharapkan akhir Desember sudah selesai. Tapi itu tidak bisa tergantung daerah. Tergantung keputusan gugus tugas dan juga tergantung kesiapan masing-masing pemerintah daerah dan sekolah," paparnya.Sejumlah bocah terlihat asyik belajar lewat ponsel mereka di Kantor Polsek Alok, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga: Setelah Bikin Geram Ridwan Kamil Gegara Undang Rhoma Irama Manggung, Hadi Pranoto yang Disebut Anji sebagai Profesor Mikrobiologi Klaim Temukan Obat Virus Corona yang Kini Dianggap Menyesatkan MasyarakatPenampakan itu terekam dalam sebuah foto dan diunggah di media sosial.Kapolsek Alok Ipda Harri Arsa mengatakan, kegiatan itu tak pernah direncanakan sebelumnya.Awalnya, sejumlah anak-anak mendatangi Polsek Alok pada Rabu (29/07) sekitar pukul 19.00 WITA.Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Lewati 100.000 Kasus Covid-19, Wabah Virus Corona di Indonesia Sulit Diprediksi Kapan Puncak Pandemi Terjadi!

Source : Tribunkaltim.co

Editor : Grid Star

Baca Lainnya

Latest