Michael Flor masuk rumah sakit pada 4 Maret dan menjalani rawat inap di sana selama 62 hari.
Suatu hari ia diyakini telah mendekati kematian, sehingga perawat menghubungi istri dan anak-anaknya via telepon agar bisa mengucapkan perpisahan ke Flor.
Akan tetapi Flor berhasil mengalahkan penyakitnya, dan dinyatakan sembuh pada 5 Mei.
Kesembuhannya diiringi sorak-sorai staf medis rumah sakit tersebut.
Meski begitu, kegembiraan itu terusik lantaran Flor menerima tagihan setebal 181 halaman dengan total biaya 1.122.501,4 dollar AS.
Jika dirinci, biaya sebesar itu terdiri dari: 9.736 dollar AS (Rp 138,4 juta) per hari untuk perawatan intensif.
Hampir 409.000 dollar AS (Rp 5,8 miliar) untuk penggunaan ventilator selama 29 hari.
Hampir 100.000 dollar AS (Rp 1,4 miliar) untuk dua hari ketika prognosis menyatakan nyawanya terancam.
Seattle Times memberitakan, Flor dilindungi oleh Medicare yakni program asuransi pemerintah untuk lansia, dan seharusnya tidak perlu mengeluarkan biaya.
Namun di AS yang biaya perawatan kesehatannya termasuk termahal di dunia, Flor merasa "berdosa" mengetahui pembayar pajak yang harus menanggung biayanya.