Find Us On Social Media :

Sejarah Apem, Kue Simbol Permohonan Maaf yang Dibuat Mendekati Ramadan

Kue apem adalah salah satu kudapan tradisional yang terbuat dari tepung beras, campuran ragi-santan-gula yang jadi simbol permohonan maaf.

GridKids.id - Kids, pernahkah kamu menjajal kue tradisional bernama kue apem?

Kue apem atau kue apam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), merupakan kue yang dibuat dari tepung beras, ditambah ragi, santan, gula, bentuknya bulat, dimasak di wajan kecil di atas api, bara arang, atau kayu bakar yang relatif tidak panas.

Kue apem merupakan salah satu kue tradisional yang sering ditemukan dalam acara-acara khusus keagamaan di Pulau Jawa.

Apem biasanya disajikan dalam acara menyambut tahun baru Islam pada 1 Muharram.

Pada momentum penyambutan tahun baru Islam atau yang dikenal dengan satu suro, kue apem biasanya akan disajikan dengan berbagai sajian khas lain seperti nasi tumpeng, ayam ingkung, hingga bubur merah putih.

Kue apem disebut berasal dari India dan dikenal dengan nama Appam di sana.

Namun kue apem yang berkembang dan dikenal di Indonesia adalah gabungan dari budaya India dan Arab.

Kue tradisional ini awalnya dipercaya diperkenalkan oleh seorang keturunan dari Prabu Brawijaya yang kembali dari tanah suci Mekkah yaitu Ki Ageng Gribig.

Kue apem dibagikan oleh Ki Ageng dan salah satu murid dari Sunan Kalijaga ke masyarakat sekitar.

Sejak itulah kue apem tumbuh menjadi bagian dari budaya masyarakat Jawa untuk mengungkapkan rasa syukur pada momen-momen penting dalam kehidupannya.

Lalu, seperti apakah filosofi kue apem yang biasanya banyak dibuat dalam acara-acara penting masyarakat Jawa?

Baca Juga: 10 Fakta Menarik Kue Pukis, Jajanan Tradisional Sejak Dulu Kala