Masih Sarapan dengan Kertas Cokelat Pembungkus Nasi? Segera Hentikan Sebelum Penyakit Mematikan Ini Menggerogoti Tubuh Sekeluarga

Minggu, 09 Oktober 2022 | 17:15
Pixabay/Life-Of-Pix

Ilustrasi makanan yang akan dibungkus

GridHITS.id -Siapa sangka bungkus kertas cokelat berbahaya untuk kesehatan kita.

Beberapa dari kita tentu sudah tak asing dengan bungkus kertas cokelat yang biasa digunakan untuk makanan.

Biasanya kita menemukan bungkus tersebut saat membeli nasik uduk atau nasi kuning di pagi hari.

Bahkan tak sedikit juga restoran yang masih menggunakan kertas cokelat untuk membungkus makanannya.

Namun siapa sangka ternyata kertas cokelat itu disebut membahayakan kesehatan.

Meskipun sudah ada lapisan plastik yang mengalasinya tetap saja tidak masuk di taraf aman.

Rupanya, kertas nasi itu disebut-sebut mengandung bisphenol A atau BPA yang cukup berbahaya.

Hal ini dipaparkan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) beberapa waktu lalu.

Meskipun banyak digunakan, nyatanya kertas itu disebut tak lazim digunakan untuk membungkus makanan.

Apalagi kalau digunakan secara berkelanjutan atau terus-terusan untuk membungkus makanan.

Memang apa sih bahayanya?

Baca Juga: Ajinomoto Ajak Masyarakat Waspadai Dampak Buruk Hipertensi dan Meningkatkan Kesehatan Mental

"Masih banyak ditemukan penggunaan kertas koran, kertas bekas cetakan, atau kertas daur ulang sebagai kemasan nasi kotak, nasi bungkus, gorengan, dan kotak martabak," ungkap Lisman.

Hasil riset yang dilakukan LIPI menunjukan jumlah bakteri yang terkandung dalam kertas nasi yang terbuat dari kertas daur ulang sekitar 1,5 juta koloni per gram.

Sedangkan rata-rata kertas nasi yang umum digunakan beratnya 70-100 gram, itu artinya ada sebanyak 105 juta-150 juta bakteri yang terdapat di kertas tersebut.

"Kandungan mikroorganisme di kertas daur ulang memiliki nilai tertinggi dibandingkan jenis kertas lainnya, ini melebihi batas yang ditentukan," ujar Lisman lagi.

Lebih lanjut, Lisman mengatakan bahwa zat-zat kimia tersebut berdampak negatif terhadap tubuh manusia dan dapat memicu berbagai penyakit seperti kanker, kerusakan hati dan kelenjar getah bening, mengganggu sistem endokrin, gangguan reproduksi, meningkatkan risiko asma, dan mutasi gen.

Hal ini senada dengan pernyataan dari ilmuwan riset di New York State Department of Health, Kurunthachalam Kannan, Ph.D., yang mengatakan bahwa BPA juga terkandung pada kertas pembungkus makanan dengan tingkat konsentrasi yang sangat tinggi.

Di mana bubuk BPA digunakan untuk melapisi kertas supaya lebih tahan terhadap panas.

Selain pada kertas pembungkus makanan, BPA juga sering terdapat pada tisu toilet, kertas koran, kertas struk belanja, maupun tiket.

"Kertas berwarna cokelat untuk pembungkus, biasanya bungkus nasi, dilapisi oleh sebuah lapisan plastik supaya tidak mudah bocor. Lapisan itulah yang berbahaya," tutur Dr rer nat (doktor ilmu sains) Budiawan.

Ia juga menjelaskan, efek yang dirasakan tubuh ketika terpapar senyawa-senyawa tersebut memang tidak langsung.

Butuh waktu 5-20 tahun sampai tubuh merasakan efek dari pembungkus berwarna cokelat tersebut jika dipakai rutin.

Baca Juga: Obat Kuat dari Tiens, Mengandung Bahan-bahan Herbal Kaya Manfaat

"Efek pada kesehatan memang jangka panjang. Efek kronisnya bisa menghambat kesuburan, bersifat karsinogenik (kanker), dan mutagenik (perubahan-perubahan pada gen manusia)," jelasnya.

Lebih lanjut, ternyata kertas yang digunakan untuk membungkus burger, nasi, sandwich, serta kentang, begitu juga dengan kotak ayam goreng dan kardus pizza, dinilai peneliti mengandung bahan kimia sintetik terkait dengan masalah kesehatan serius bila larut ke dalam makanan.

Hal tersebut menurut sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Science & Technology Letters.

Dikutip Grid.ID dari Kompas.com, peneliti studi ini mengumpulkan sekitar 400 sampel dari kertas dan karton produk dari 27 rantai makanan cepat saji di Amerika Serikat dan menemukan bahwa 46 persen dari kertas dan kotak makanan cepat saji, 20 persen dari sampel karton pembungkus, dan 16 persen dari wadah minuman non-kertas, diuji positif mengandung sekelompok zat kimia yang disebut per- and polyfluoroalkyls (PFASs).

Umumnya kandungan zat kimia ini digunakan dalam kemasan makanan untuk menghalau lemak dan minyak.

PFASs telah dikaitkan dengan jenis kanker tertentu, masalah perkembangan dan reproduksi, sistem kekebalan tubuh, dan masalah kesehatan lainnya.

Cara terbaik untuk menghindari kemungkinan bahaya ialah segera menghabiskan makanan cepat saji atau menyimpan makanan cepat saji dalam wadah aman.

Semakin sebentar makanan berada dalam bungkusnya, maka semakin sedikit bahan kimia yang kemungkinan akan bercampur dengan makanan.

Baca Juga: Baik untuk Usus dan Stamina, Begini Cara Membuat Obat Kuat dari Yakult

Artikel ini telah tayang diGrid.iddengan judulNggak Nyangka, Kertas Cokelat Pembungkus Nasi yang Biasa Kita Gunakan Diam-diam Bisa Menyebabkan Mandul sampai Kanker, Waspada!

Tag

Editor : Rachel Anastasia