Satu Dunia Terkejut! Diduga Bisa Picu Berbagai Penyakit, Ini Bahaya Minuman Sarang Burung Walet yang Tak Banyak Orang Tahu

Jumat, 20 Mei 2022 | 10:17

Sarang burung walet bikin kanker?

GridHITS.id - Sarang burung walet sudah lama dikenal sebagai minuman yang bermanfaat untuk kesehatan.

Bahkan, di negara Cina, sarang burung walet sudah dikenal selama ratusan tahun sebagai pengobatan tradisional.

Untuk itu, banyak orang rutin mengonsumsi makanan sarang burung walet ini.

Saking tingginya peminat dan sulitnya memproduksi sarang burung walet, harganya pun melonjak tajam, bahkan hingga puluhan juta per kilonya.

Namun, ternyata efek samping sarang burung jarang dibahas.

Konon, sarang burung walet bisa memicu pertumbuhan sel kanker.

Hal ini diungkapkan oleh penyanyi Ari Lasso yang beberapa waktu lalu terkena kanker.

Dilansir dari kompas.com,Ari Lasso pun menjalani sesi kemoterapi untuk menghilangkan sel kanker dalam tubuhnya.

Selama masa kemoterapi, Ari Lasso sempat meminum sarang burung walet untuk meningkatkan kesehatannya.

Baca Juga:Selama Ini Kerap Dibuang ke Tempat Sampah, Mulai Sekarang Coba Taruh Cangkang Kulit di Pot Tanaman Kesayangan, Manfaatnya Luar Biasa hingga Bisa Atasi Masalah Pecinta Kucing

"Aku dikirim sama teman itu, sarang burung walet. Itu salah satu suplemen terbaik. Temanku eksportir walet, orang PIK," kata Ari Lasso dikutip dari kanal YouTube VIDEO LEGEND, Senin (9/5/2022).

Namun, pelantun "Hampa" itu memutuskan berhenti meminum suplemen herbal itu usai dinasihati temannya.

"Terus dia bilang, 'Bro, lu kan lagi kemo, itu memicu sel, kanker lo makin ganas malahan.

Nanti kalau sudah cancer-nya bersih, baru minum enggak apa-apa.' Jadi itu (sarang burung walet) malah katanya membangkitkan sel lagi," ujar Ari Lasso.

Penyanyi berusia 49 tahun itu akhirnya berhenti minum sarang burung walet.

BAHAYA SARANG BURUNG WALET

Menurut situs Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Lipi.go.id,tak banyak yang tahu jika burung walet memiliki sisi negatif yang juga merugikan manusia.

Burung walet bisa menyebabkan 24 jenis penyakit pada manusia jika letak kandangnya tidak sesuai dengan aturan.

Ke-24 jenis penyakit ini menyerang otak, syaraf, dan penyakit lainnya yang ada pada burung walet.

Baca Juga:Berhenti Goreng Telur Dadar dengan Daun Bawang Jika Anda Tak Ingin Nyawa Sekeluarga yang Jadi Taruhannya, Jangan Sampai Menyesal!

Menurut peneliti burung dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Mas Nurjito, penyakit tersebut disebarkan melalui air liur, napas, dan kotoran walet.

Orang yang terkena virus dari burung walet biasanya merasa pusing, lemas, dan lelah. Penyakit yang ditimbulkan sangat berbahaya.

Jika virus tersebut menyerang syaraf orang tersebut bisa menjadi lumpuh, ungkap Nurjito dalam acara orientasi wartawan konservasi satwa liar (Owaka) 2008 di Bogor, akhir pekan lalu.

Bahkan, beberapa waktu lalu di Provinsi Bangka Belitung, ungkapnya, terdapat satu rumah berisi penangkaran burung walet yang dihancurkan warga, karena diindikasikan menjadi penyebab flu burung.

Beberapa bulan terakhir ini, warga Lampung misalnya, mengeluhkan pusing dan lemas. Mereka menuduh sarang burung walet yang terletak beberapa meter dari rumahnya sebagai penyebab.

Namun hingga kini, tempat sarang burung walet ini masih tetap berdiri karena belum adanya penelitian secara mendetail tentang burung walet. Menurut Nurjito, hal yang sama terjadi di beberapa daerah.

Diakui Nurjito, tak banyak orang yang tahu tentang penyakit yang disebabkan burung walet. Karena nilai ekonomisnya besar, tak banyak yang peduli penyakit yang ditimbulkan.

Padahal seharusnya, keuntungan dari sarang burung walet tersebut menjadi keuntungan pula untuk penduduk sekitarnya.

Walaupun diakuinya, hingga kini belum ada regulasi yang jelas tentang burung walet.

Menurut Nurjito, idealnya, pengembangan sarang burung walet dilakukan di dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1.000 m dpl.

Daerah itu pun harus jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat.

Untuk menjaga keamanan burung walet, sarangnya harus berada di daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging. Idealnya, pengembangan burung walet dilakukan di persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai, dan rawa-rawa.

Namun dalam implementasinya di lapangan, banyak peternak burung walet yang membuat sarang walet di tengah masyarakat.

Bahkan, menurut Nurjito, dia menemukan satu keluarga yang hidup dengan walet.

Rumahnya terdiri dari tiga lantai. Satu lantai paling bawah digunakan untuk kediaman keluarganya, dan dua lantai di atasnya digunakan untuk ternak burung walet, ungkapnya.

Baca Juga:Anda Pasti Menyesal Jika Masih Konsumsi Telur Padahal Punya 3 Kondisi Kesehatan Ini, Nyawa Langsung Jadi Taruhannya!

Tag

Editor : Saeful Imam