Pantas Tak Berani Balik ke Indonesia dan Kini Menetap di Negeri Jiran, Ternyata Ayah Atta Halilintar Sempat Bergabung dengan Organisasi Sesat yang Pimpinannya Mengaku Sebagai Wakil Imam Mahdi

Minggu, 08 Mei 2022 | 21:37

Ayah Atta Halilintar sempat bergabung dengan organisasi terlarang

GridHITS.id - Siapa yang tak kenal keluarga selebriti ini.

DialahkeluargaGen Halilintaryang menjadi sorotan.

Kita tentu mengenal Atta Halilintar yang sangat fenomenal, juga anggota keluarga lainnya seperti Thariq, Saaih, dan anggota keluarga lainnya.

Nah yang menjadi sorotan adalah keberadaan ayah Atta Halilintar.

Sosoknya tak pernah datang ke Indonesia dan sampai saat ini tinggal di Malaysia.

Banyak yang bertanya, mengapa ayah Gen Halilintar itu tak kembali ke tanah air.

Beberapa mengatakan Anofial Asmid dan Lenggogeni Faruk masih tinggal di Malaysia.

Beberapa bahkan mengatakan,orangtuaAtta Halilintar,sekaligus besan Krisdayanti, itu sudah pindah ke Mesir.

Tak ada penjelasan pasti, dimana keberadaan ayah Gen Halilintar itu.

Baca Juga:Kedua Orangtua Atta Tak Pulang ke Indonesia Disebut-sebut karena Takut Dipenjara atas Banyak Kasus, Krisdayanti Nasihati Aurel Supaya Hati-hati pada Gen Halilintar: 'Mudah-mudahan Loly Kuat'

Sebelumnya Gen Halilintar diketahui sempat menetap di Malaysia.

Beberapa saat yang lalu di media sosial Twitter, ramai soal latar belakang aktivitasorangtua Atta Halilintar, Anofial Asmid dan Lenggogeni Faruk.

Kabar di Twitter itu menyebut bahwa Anofial Asmid pernah terlibat organisasi terlarang.

Dalam buku Pengembaraan Sang Duta: Halilintar Muhammad Jundullah disebut, ketika masih kuliah di Teknik Elektro Universitas Indonesia, Anofial Asmid sudah mulai berbisnis.

Ketika itu bisnisorangtua Atta Halilintarmasih kecil saja, tapi lama-kelamaan sukses melebarkan sayap ke berbagai negara bersama istrinya.

Masih dalam buku itu, Eep Saefullah Fatah, konsultan politik dan sahabat Anofial Asmid, dalam pengantarnya, menceritakan seperti apa sosok Anofial Asmid.

“Tahun 1995, ia (Anofial Asmid) adalah seorang yang door to door menjajakan karpet, dibantu istri dan seorang temannya yang mantan pengecer koran. Ketika Oktober 2002, saya bertemu kembali dengannya, ia adalah pemimpin sebuah jaringan usaha berskala global,” tulis Eep di buku tersebut.

Berubahnya pola pikir dan cara berpakaian Anofial terjadi setelah ia berguru pada Syeikh Ashaari Muhammad At Tamimi atau yang dikenal dengan Abuya Ashaari di Malaysia.

Sejak itu juga Anofial mendapat nama baru menjadi Halilintar Muhammad Jundullah.

Baca Juga:Sekarang Bahagia Bisa Timang Sang Cucu, Terungkap Ashanty Pernah Beri Teguran Keras Pada Aurel Hermansyah Soal Gaya Pacaran, Singgung Pernah Lakukan Ini dengan Seorang Pria

“Perubahannya yang penting bagi saya bukanlah perubahan gaya berpakaiannya (memakai gamis, membelitkan sorban di lingkar kepala), melainkan caranya bertutur dan topik-topik yang ia pilih dalam pembicaraan,” tutur Eep.

Syekh Ashaari atau Abuya adalah pendiri dan pemimpinDarul Arqam, sebuah organisasi keagamaan Islam yang berbasis di Malaysia.

Anofial pun sempat menjadi salah satu pengikut organisasi tersebut.

Buku Pengembaraan Sang Duta: Halilintar Muhammad Jundullah

Ayah Atta Halilintar dikabarkan pernah bergabung dengan organisasi terlarang Darul Arqam. Ini foto buktinya.

Pengakuannya sebagai tokohDarul Arqamjuga tercantum dalam buku "Jejak Hizbut Tahrir Indonesia" karya Pusat Data dan Analisa TEMPO.

Ia bergabung dengan organisasi tersebut pada tahun 1989 dan menjabat sebagai pimpinan Darul Arqam untuk kawasan Jakarta dan Bogor.

Hal itu membuat organisasi tersebut sempat marak juga di Indonesia.

Berpusat di Malaysia, sejak 1968, Abuya Ashaari menjaring lebih dari 100 ribu orang untuk bergabung dan tersebar di ASEAN, termasuk Indonesia.

Gerakannya berfokus pada banyak sektor, khususnya ekonomi.

Intinya, Darul Arqam menganjurkan jemaahnya untuk berbisnis sesuai syariat demi mensucikan diri kepada Tuhan dengan menyumbangkan harta.

Baca Juga:Sekarang Bahagia Bisa Timang Sang Cucu, Terungkap Ashanty Pernah Beri Teguran Keras Pada Aurel Hermansyah Soal Gaya Pacaran, Singgung Pernah Lakukan Ini dengan Seorang Pria

Namun besarnya modal dan banyaknya keanggotaan Darul Arqam membuat pemerintah Malaysia menaruh curiga pada gerakan ini, baik secara akidah maupun kendaraan politik dan kekuasaan.

Mengutip tulisan Abdul Rahman Haji Abdullah dalam "Pemikiran Islam di Malaysia: sejarah dan aliran", sumber pokok penggerak Darul Arqam adalah semangat jihad atau pengorbanan jiwa dan harta di kalangan anggota atau pengikutnya.

Mereka yang memiliki penghasilan tetap harus bersedia dipotong gajinya hingga 10 persen setiap bulan, bahkan terkadang bisa lebih.

Tujuan ajarannya adalah, melalui proses pendidikan hati atau jiwa sufi, lahir sifat-sifat dermawan di kalangan mereka, sehingga orang-orang kaya menjadi 'bank' bagi yang memerlukan.

Dalam perjalanannya, ajaran Darul Arqam dianggap menyimpang lantaran Abuya Ashaari mengakui dirinya merupakan Bani Tamim atau pendamping Imam Mahdi.

Beberapa sumber menyebutkan Abuya mengaku pernah berdialog langsung dengan Nabi Muhammad SAW.

Ia meyakini gurunya,Syeikh Syuhaimi adalah Imam Mahdi, dan Ashaari adalah penerus Syuhaimi.

Darul Arqam juga dituding sempat menyiapkan dan melatih 300 pasukan berani mati di Thailand.

Atas dasar inilah, organisasiDarul Arqam resmi dilarang oleh Malaysiapada 1994, selain bertentangan dengan akidah ahli sunnah wal jamaah.

Baca Juga:Bak Petir di Siang Bolong! Kerap Pamer Kekayaan yang Melimpah, Sosok Ini Mendadak Ngamuk Pada Atta Halilintar yang Diam-diam Tak Kunjung Membayar Utangnya Selama Bertahun-tahun: 'Kok Parah Amat'

Abuya Ashaari sempat ditahan setahun, lalu berganti status menjadi tahanan rumah, pindah ke Pulau Labuan hingga akhirnya bebas murni pada 2004.

Tahun 2002, Anofial kemudian mengemban jabatan tinggi sebagai Komisaris Utama PT Cahaya Timur (perusahaan bidang rekaman kaset dan perdagangan), Komisaris Utama PT Qatrunada (travel), Chairman Hawariyun Group of Companies, dan Direktur International Rufaqa Corporation yang berpusat di Malaysia.

Dua perusahaan terakhir yang disebut merupakan 'wajah baru'Darul Arqam.

Berbeda dengan Darul Arqam yang berkonsep organisasi keagamaan serta memiliki jemaah, Hawariyun dan Rufaqa adalah perusahaan yang memang fokus pada ranah bisnis dan dakwah.

Sehingga, pegawai diklaim mendapat timbal-balik berupa upah.

"Dan jangan khawatir, Darul Arqam tak akan berdiri lagi," tuturnya.

Anofial merambah bisnis di bidang lain seperti sekolah, klinik bersalin, toko obat, puluhan outlet, studio rekaman, super market, ekspor-impor, restoran, peternakan, konsultan SDM, event organizer, kafe, desain & kontraktor, bisnis entertsainment, salon, industri rekaman, travel dan berbagai bisnis skala global.

Mereka menjalankan bisnis dengan tiga strategi yakniBisnis Fardhu Kifayah(produk wajib yang dibutuhkan masyarakat), Bisnis Komersil, Bisnis Strategis.

Seperti yang pernah diakuiAnofial dan Lenggogeni Faruk, cakupannya tak tanggung-tanggung, dari Australia, Jerman, hingga Prancis.

Baca Juga:Atta Halilintar Tertipu? Aurel Hermansyah Akhirnya Bongkar Hal Memalukan yang Kerap Dilakukannya Padahal Sudah Menikah dengan Sang YouTuber Kondang: 'Pas Udah Nikah Ini...'

Di dalam negeri, ia juga melebarkan bisnis di segala sektor.

Di bidang kebudayaan, misalnya, Halilintar mendirikan grup nasyid Qatrunada dan melahirkan album rekaman.

Di bidang pendidikan, ia membangunSekolah Cinta Tuhan, murid tak dikenakan ilmu, guru pun tidak digaji.

"Setiap gurunya pula bukan diberi insentif dengan iming-imingan gaji yang tinggi, melainkan dibawa untuk sama-sama berjuang memerankan tugas seorang duta Tuhan di bidang pendidikan, sehingga tertonjollah keindahan pengalaman syariat Tuhan di bidang pendidikan," tutur Taufik.

Artikel ini telah tayang di GridHITS.id dengan judul : Kini Minggat dari Malaysia dan Hijrah ke Mesir Namun Tak Berani Pulang ke Tanah Air, Ayah Atta Halilintar Dituding Pernah Menjadi Anggota Kelompok Terlarang di Indonesia, Ini BuktinyadanSuar.iddengan judulMertua Aurel Hermansyah Disebut Sudah Nggak Tinggal Di Malaysia, Ternyata Anofial Asmid Dulu Diduga Pernah Terlibat Organisasi Terlarang Di Indonesia, Buku Ini Jadi Saksi Bisunya

Tag

Editor : Saeful Imam