Senjata Makan Tuan, Aksi Nekat Kirim Sate Sianida Ingin Bunuh Sang Pacar Justru Berujung Gagal, Nasib Nani Kini Terancam Mendekam di Sel karena Salah Sasaran

Minggu, 27 Maret 2022 | 05:00
Kompas.com/Markus Yuwono

Kasus sate sianida temukan babak akhir, terdakwa NA dihukum 18 tahun penjara

GridHITS.id - Belakangan ini, publik sempat dihebohkan dengan kasus tewasnya seorang putra dari ojek online.

Pasalnya, kasus ini sempat ramai diperbincangkan dan cukup membuat geregetan.

Seseorang bernama Nani Apriliani Nurjaman mencoba melakukan pembunuhan kepada sang kekasih.

Diawali dengan Nani yang berencana mengirimkan sate untuk kekasihnya yang sempat terlibat cekcok.

Nani sudah memiliki niat untuk mengirimkan makanan kepada sang kekasih, Tomi dengan ojek online.

Sayangnya, Nani sendiri tak menggunakan aplikasi dan langsung meminta sang supir bernama Bandiman untuk mengirim ke rumah Tomi.

Singkat cerita, keluarga Tomi tak merasa jika memasan sate tersebut.

Hingga akhirnya, keluarga Tomi meminta Bandiman untuk membawa pulang sate tersebut.

Tanpa disadari, sate yang mengandung sianida tersebut dimakan oleh sang buah hati yang berujung pada kematian.

Baca Juga: Ingat dengan Wanita Pengirim Sate Bersianida yang Salah Sasaran Pada Anak Tukang Ojol? Kini Mengemis Minta Hukuman Diringankan dengan Alasan Masih Ingin Menikah

Kasus kiriman sate sianida yang salah sasaran hingga menewaskan anak pengemudi ojek online di Bantul, Yogyakarta masih berlangsung.

Melansir dari Kompas.com, Jaksa penuntut umum (JPU) dari Kejaksaan Negeri Bantul menuntut sang pelaku, NA hukuman 18 tahun penjara.

Jaksa mengajukan tuntutan itu karena menilai NA telah melakukan pembunuhan berencana seperti yang diatur dalam Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

"Menjatuhkan pidana penjara terhadap terdakwa Nani Apriliani Nurjaman alias Tika binti Maman Sarman dengan pidana penjara selama 18 tahun penjara dikurangi selama terdakwa di dalam tahanan sementara dan terdakwa tetap di tahan," kata jaksa membacakan tuntutan, dikutip Grid.ID dari Kompas.com, Senin (15/11/2021).

Selain tuntutan 18 tahun penjara, jaksa juga meminta hakim untuk membebankan biaya perkara pada NA sebesar Rp 2.500.

Usai mendapatkan tuntutan itu, hakim juga memberikan NA kesempatan untuk melakukan pledoi pada (22/11/2021).

Selanjutnya mengutip dari Tribun Jogja, melalui keterangan JPU, sesuatu yang memberatkan NA adalah karena telah merencanakan perbuatannya dengan membeli tiga kali racun sianida secara online.

Dengan adanya tuntutan tersebut, tim kuasa hukum NA berujar pihaknya akan mengajukan banding.

"Kita akan mengajukan banding, (alasannya) nanti setelah kami kupas bersama dari isi putusan tersebut," ujar salah satu tim kuasa hukum terdakwa, Anwar Ary Widodo.

Baca Juga: Masih Ingat dengan Hani? Saksi Kunci Kasus Kopi Beracun Sianida Jessica Wongso yang Renggut Nyawa Sahabatnya, Begini Kabarnya Sekarang

Pihak kuasa hukum NA itu merasa keberatan dengan pasal pasal pembunuhan berencana yang ada di pasal 340 KUHP.

Sementara itu mengutip dari Kompas.tv, Bandiman yang merupakan ayah dari korban meninggal dunia sate sianida itu diketahui turut hadir dalam persidangan.

Bandiman berujar bahwa dia menghormati keputusan hakim.

Namun Bandiman mengaku bahwa dirinya merasa tidak puas dengan bonus hakim.

Pasalnya ayah dari Naba Faiz ini merasa kebahagiaannya telah hilang.

"Saya menghormati putusan hakim, tetapi kalau ditanya puas atau tidak, tentu tidak puas, karena merampas kebahagiaan dan harapan saya,” papar Bandiman.

Baca Juga: VIRAL Mahasiswi Tenggak Sianida di Makam Ayahnya Setelah Jadi Korban Pemerkosaan dan Dipaksa Aborsi Oknum Polisi, Begini Kronologi Selengkapnya yang Buat Menyayat Hati

Editor : Saeful Imam

Sumber : Kompas.com, Grid.ID

Baca Lainnya