GridHITS.id - Nama Ryan Jombang mungkin tak asing di telinga masyarakat Indonesia karena disebut sebagai psikopat pada tahun 2008 lalu.
Ia diketahui sebagai pembunuh dan memutilasi 11 orang dan korbannya dikubur dikolam belakang rumahnya.
Tak hanya Ryan, ternyata di tahun 1996 ada seseorang bernama Siswanto alias Robot Gedek yang juga disebutkan sebagai psikopat.
Siswanto membunuh serta memutilasi 12 orang anak dibawah umur setelah mensodomi korbannya.
Keduanya diberikan julukan pembunuh paling kejam di Indonesia hingga saat ini.
Walaupun demikian ternyata ada salah satu orang yang dinobatkan seorang yang benar-benar sadis dalam masalah psikopat Tanah Air.
Pembunuh berantai tersebut bernama Ahmad Suradji, warga asal Deli Serdang, Sumatera Utara.
Namanya memang tak setenar Ryan Jombang dan Robot Gedek namun kedunya tak ada apa-apanya dibanding Ahmad Suradji.
Melansir Grid.ID, diketahui nama asli Ahmad Suradji adalah Nasib dan kerap dipanggil Nasib Kelewang.
Hal tersebut lantaran ia sering mencuri lembu (sapi) menggunakan Kelewang (alat sejenis golok) hingga akhirnya dipenjara.
Keluar dari penjara namanya berubah menjadi Ahmad Suradji dan sempat mendapat julukkan lain yakni 'Datuk'.
Julukkan barunya itu didapat sertelah Ahmad Suradji menikahi tiga wanita yang merupakan kakak beradik kandung.
Keempatnya juga diketahui tinggal serumah bersama dan dikaruniai sembilan orang anak.
Pada tahun 1986 semuanya berubah, Suradji mengaku ia bermimpi didatangi mendiang ayahnya.
Dalam mimpi tersebut ayahnya yang dulu berprofesi sebagai dukun mewariskan sebuah ilmu sakti kepadanya.
Namun ada syarat untuk menguasai ilmu ini di mana Suradji harus menumbalkan 72 nyawa wanita.
Bukan hanya itu, ia juga harus melakukan ritual meminum air liur korbannya yang hendak ditumbalkan.
Suradji yang sejak usia 12 tahun sangat terobsesi dengan ilmu perdukunan kemudian menggunakan kedok sebagai Dukun AS (Ahmad Suradji) untuk mempermulus aksinya.
Suradji kemudian segera melaksanakan syarat tersebut walau awalnya bimbang hingga satu persatu wanita ditumbalkan oleh Suradji, dibunuh secara keji.
Cara membunuh korbannya pun beragam namun ia selalu melakukan ritual meminum air liur dan mengambil harta benda korbannya.
Perlakuannya itu berjalan mulus hingga 11 tahun lamanya dan pada 27 April 1997, Suradji tersandung juga.
Di desanya tinggal mendadak gempar ditemukan sosok mayat wanita tanpa busana di kebun tebu.
Hingga diketahui ia bernama Sri Kemala Dewi yang hilang sejak tiga hari yang lalu dan dipastikan mayat tersebut adalah wanita itu.
Awalnya, Suradji hampir kabur dengan diketahui Dewi sempat bertengkar dengan suaminya, Tumin.
Tumin juga sempat ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Mapolsek Sunggal, namun kasus dihentikan karena tidak ada bukti yang kuat.
Hingga timbul pernyataan bila Dewi datang ke rumah dukun Ahmad Suradji dan kepolisian mendatangi rumah psikopat tersebut.
Ketika diperiksa, ia mengakui Dewi datang kerumahnya dan selepas maghrib wanita itu pulang.
Baca Juga: Keluarga Siswi SMP Pembunuh Sadis Bocah 5 Tahun Diusir Dari Kampung , Warga Merasa Trauma
Lagi-lagi Suradji lolos lantaran tak ada bukti cukup untuk menangkapnya hingga bukti-bukti lain bak keluar dari perut bumi.
Satu persatu laporan orang hilang diterima polisi dan kebanyakan merupakan pasien Suradji.
Kepolisian langsung menggerebek dan menggeledah rumah Suradji dan ditemukan pakaian serta perhiasan wanita yang juga milik Dewi.
Suradji dan ketiga istrinya dibekuk pihak kepolisian dan dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Hingga ia akhirnya mengaku sudah membunuh dan menghabisi nyawa 42 orang wanita dan aksinya dibantu sang istri Tumini.
Dalam pengadilan, Suradji dijatuhi vonis hukuman mati dan Tumini divonis penjara seumur hidup.
10 Juli 2008 pukul 22.00, eksekusi mati dilakukan oleh pihak berwenang.
Tiga buah peluru dilesakkan ke dada Suradji, mengakhiri riwayat pembunuh paling bengis di Indonesia itu.
Artikel ini sebelumnya telah tayang di Grid.ID berjudul "Psikopat Paling Sadis di Indonesia, Bunuh 42 Wanita dan Lakukan Ritual Minum Liur Korbannya Sebelum Ditumbalkan"