GridHITS.id- Masyarakat Subang, khususnya Jawa Barat sekarang sedang dihebohkan olehkasus pembunuhan yang mengerikan.
Peristiwa ini melibatkan korban yaitu ibu dan anak perempuannya.
Kondisi mereka sangat mengenaskan, mayat ibu dan anak bernamaTuti Suhartini (55) dan anaknya Amalia Mustika Ratu (23)ditumpuk begitu saja di mobil Alphard milik mereka.
Jenazah penuh lumuran darah segar itu pun mengundang perhatian aparat dan warga.
Ada dugaan mereka dibunuh dengan benda tumpul.
Sayangnya, sudah berhari-hari, polisi masih melakukan penyelidikan, tapi belum ada hasil, siapa pelaku pembunuhan itu.
Pembunuhan itu sudah diselidiki dengan mewawancarai beberapa saksi.
Peristiwa mengerikan itu berawal saatsuami Tuti, Yosefmengatakan, pada Rabu pagi dia pulang ke rumah setelah Selasa malam pergi ke rumah istri muda.
Pria yang juga seorang kontraktor itu kagetkarena kondisi rumah sangat berantakan.
Berdasarkan pengakuan Yosef, ia baru pulang dari kota saat kejadian.
POLISI UNGKAP DUGAAN PELAKU MENGERUCUT PADA SATU ORANG
Sampai sekarangpolisi masih terus melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang menghebohkan publik itu.
Dalam penyelidikannya itu, polisi telah berulang kali melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk menemukan bukti-bukti baru.
Perkembangan terbaru, kecurigaan polisi sudah mengerucut terhadap pelaku dari pembunuhan sadis tersebut.
Pihak kepolisian terus berupaya keras mengungkap pelaku pembunuhan ibu dan anak gadisnya di Kampung Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Rabu (18/8/2021) pagi lalu.
Diketahui, lebih dari dua pekan berlalu, polisi belum mengungkap siapa pelaku pembunuhan terhadap Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) yang jasadnya ditemukan dj bagasi mobil Alphard yang terparkir di rumahnya itu.
Meski begitu, Kabid Humas Polda Jabar , Kombes Pol Erdi A Chaniago menyatakan bahwa kecurigaan terhadap pelaku pembunuhan sadis itu kini telah mengerucut.
Pihaknya berharap, dalam waktu dekat, pelaku pembunuhan tersebut dapat diungkap ke publik.
"Memang kita sekarang sudah mengerucut terhadap beberapa orang yang sudah kita curigai, namun kembali lagi bahwa kita tidak mengejar pengakuan," tegas Erdi, Senin (6/9/2021).
Dilansir KompasTV, kecurigaan tersebut, salah satunya diperoleh saat pihaknya tengah melakukan proses pengumpulan bukti dari proses pemeriksaan terhadap saksi.
Menurutnya, ada saksi yang memberikan keterangan yang berbelit-belit.
"Memang ada juga keterangan-keterangan yang berbelit-belit, yang tidak singkron, sehingga terus kita gali lagi," ungkapnya.
"Memang wajar ketika kita dipanggil polisi walaupun hanya diminta keterangan ketakutan ada. Mungkin pada saat itu ada yang menyampaikan secara murni atau mengada-ngada. Nah, itu pun butuh kesabaran penyidik untuk menggali," jelasnya.
Pada Senin (6/9/2021) kemarin, Yosef (55) dan istri mudanya berinisial M kembali diperiksa oleh Satreskrim Polres Subang terkait kasus kematian Tuti dan Amalia.
Tak hanya mereka berdua, satu saksi lain juga turut dihadirkan yaitu seorang petugas kebersihan.
Dalam pemeriksaan itu, Yosef dicecar 20 pertanyaan yang mengulang pertanyaan sebelumnya.
Yosef menjalani pemeriksaan selama 10 jam lebih. (*)
KRIMINOLOG UNGKAP BUKAN PEMBUNUHAN BIASA
Berkaitan dengan itu,Kriminolog Universitas Padjajaran (Unpad), Yesmil Anwar,mengatakan ada faktor X yang perlu ditelusuri dan diperhatikan, selain keterangan saksi dan temuan dugaan barang bukti di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Faktor X tersebut, ujar Yesmil,kemungkinan saling berkaitan antara keterangan saksi dan kondisi korban semasa hidup.
"Sebenarnya saya juga agak mempertanyakan, karena beberapa waktu lalu, polisi dengan lantang menyatakan bahwa ini merupakan kriminal murni, tapi kok begini lama pengungkapan kasusnya."
"Maka kita pun bertanya-tanya apakah ada faktor x atau hambatan-hambatan yang dapat mengganggu jalannya penyelidikan di lapangan," ujarnya, Jumat (3/9/2021), dikutip dari TribunJabar.
Lebih lanjut, Yesmil menduga kasus Tuti dan Amalia ini merupakan jenis pembunuhan berencana yang sudah direncanakan secara matang dan melibatkan banyak pelaku.
Menurutnya, hal itu bisa saja terjadi, terlebih dalamsetiap kasus kejahatan dimungkinkan adanya pelaku utama dan aktor intelektual, yang mengeksekusi.
Artinya, pelaku eksekusi bisa jadi hanya orang suruhan, bukan pelaku utama.
Karena itu, menurutnya yang perlu ditelusuri adalah potensi motif pembunuhan.
Dalam setiap kasus, terang Yesmil, selalu ada tiga motif utama yang menyertai, yakni motif hubungan sosial, seperti asmara dan masa lalu, motif kekuasaan, serta motif harta.
"Sebetulnya kalau aksi kejahatan melibatkan beberapa orang yang dicurigai melakukannya, merupakan poin yang bagus untuk lebih mengutamakan bukti forensik dari kondisi mayat tersebut."
"Terkait bagaimana cara korban dibunuh, dengan apa, dan kemungkinan-kemungkinan yang mendasari tewasnya korban," ucapnya.
Yesmil pun berharap kasus pembunuhan di Subang ini cepat terungkap, karena menyangkut reputasi dari pihak kepolisian.
"Saya dan masyarakat berharap, agar kasus ini sesegera mungkin dapat terungkap oleh pihak kepolisian, karena menyangkut dengan hal yang cukup kontroversial dan juga reputasi dari kepolisian."
"Tapi saya yakin bahwa cepat atau lambat, kasus ini mampu diungkap secara terang benderang oleh aparat yang berwenang," tandasnya.