Heboh Mati Corona Ala Madura, Haram Terlalu Sering Diucapkan

Senin, 30 Agustus 2021 | 05:30
freepik

Ilustrasi heboh mati corona ala Madura

GridHITS.id - Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan cuitan dari pemilik akun Twitter @Antonius061.

Sosok tersebut adalah Firman Syah Ali yang berusaha menggambarkan bagaimana kondisi warga Madura di tengah pandemi.

Munculah kemudian heboh mati corona ala Madura.

Apa sebenarnya yang melatar belakangi cuitan tersebut hingga heboh diperbincangkan?

Madura sendiri menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang tak luput dari paparan Covid-19.

Bahkan pada bulan Juni 2021 seperti dimuat Kompas TV, Bangkalan Madura mencatat dalam sehari ada 10 kematian akibat Covid-19.

Madura pun akhirnya ditetapkan sebagai salah satu wilayah dengan pemberlakuan PPKM level 3.

Namun di tengah kabar penyebaran Covid-19 di Madura ini, banyak masyarakat yang justru tidak takut pada Covid-19.

Baca Juga: Nyeri Hati Lihat Aksi nekat Azka Corbuzier Ingin Mati Bersama Sang Ayah yang Tengah Kritis, Kalina Ocktaranny Tegur Sang Anak: 'Kamu Masih Punya Mama!

Bahkan warga masyarakat masih bisa menggelar acara-acara pernikahan hingga acara adat di masa pandemi.

Bahkan Corona atau Covid-19pun dianggap haram untuk diucapkan terlalu sering.

Pengalaman Firman Syah Ali yang kemudian ia tuliskan pada laman Twitter 'Mati Corona ala Madura' pun menyita perhatian publik.

Dalam tayangan yang diunggah oleh akun Youtube Official iNews (2/8/2021) Firman Syah Ali membeberkan apa yang ia lihat dengan kasus yang ada di Madura.

"Jadi yang saya maksud mati corona ala Madura adalah tingginya angka kematian di Madura di tengah lonjakan pandemi gelombang kedua yang itu tidak tercatat secara resmi oleh pemerintah," ungkap Firman.

Menurutnya angka kematian masyarakat di Madura yang tinggi patut diduga karena Covid-19, karena sederet gejala yang ditimbulkan.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Firman jika banyak masyarakat Madura yang meninggal rombongan meski tidak dalam satu waktu.

Hanya saja, di Madura kematian tersebut tidak tercatat secara resmi dan tidak menyebutnya Covid atau corona.

Baca Juga: Biodata dr. Gunawan, Sang Dokter Dermawan Penyelamat Deddy Corbuzier

Meski tidak mau menyebut kata Corona, disebutkan oleh Firman jika masyarakat percaya terhadap Covid-19.

"Mereka percaya dengan adanya virus corona, mereka sangat percaya. Sebagaimana mereka percaya pada masa penyakit menular yang serupa."

"Cuma cara mereka menghadapi itu sama persis dengan kakek-kakek mereka menghadapi," terangnya.

Mengikuti jejak leluhur dalam menangani wabah virus, disebutkan Firman kemudian muncul aktivitas-aktivitas adat yang sama diterapkan oleh nenek moyang.

Youtube/ Official iNews

Heboh mati corona ala madura

Menyebut jika banyak masyarakat Madura yang percaya pada Covid-19, masyarakat juga mengetahui seberapa besar bahaya dari virus ini.

Hanya saja sebagian masyarakat juga tidak mengetahui bahaya dari Covid-19.

Dijelaskan jika masyarakat Madura punya prinsip Corona itu seperti setan.

"Cuma mereka itu punya prinsip corona itu seperti setan, maksudnya jangan pernah disebut-sebut nanti dia (corona) akan semakin kuat. Kalau dicuekin gak dianggep, dikacangin gitu lama-lama akan hilang," paparnya.

Baca Juga: Pilu! Kembali ke Kampung Halaman Usai Kalah di Masterchef Indonesia Season 8, Lord Adi Dikabarkan Jauh Sakit, Chef Arnold Bongkar Kondisinya: 'Jangan Dibuat Candaan!

Mereka percaya jika corona terus diperbincangkan maka virus tidak akan hilang.

"Orang Madura menganggap setiap perkataan itu adalah wiridan, wirid, atau dzikir. Kalau kita selalu ngomong corona-corona-corona itu dianggap kita sedang wiridan corona."

"Dianggap kita sedang meminta agar corona tidak segera pergi adri bumi Madura, tapi kalau kita wiridan Allah Allah Allah itu bagus," papar Firman Syah.

Firman Syah menyimpulkan, jika kata apa yang sering disebut adalah bagian dari wiridan.

Namun menurut Sosiolog UTM, Surokim, saat ini warga Madura sudah ada perubahan sejak ditetapkan sebagai zona hitam.

Surokim menyebut jika 2 bulan ke belakang, warga Madura sudah cukup terbuka untuk patuh prokes.

Di mana banyaknya anggota keluarga yang meninggal dunia dalam rentang waktu yang berdekatan membuahkan kesadaran baru dari masyarakat.

Meski saat ini mulai patuh terhadap protokol kesehatan dan sadar akan pandemi Covid-19, namun kondisi ekonomi juga masih menjadi permasalahan.

Surokim menyebut jika warga Madura hanya berusaha untuk tidak terlalu takut akan pandemi Covid-19 dengan berbagai keyakinan yang ditanamkan pada diri mereka.

Baca Juga: Bahan Ini Disebut Obat Ampuh untuk Sembuhkan Covid-19, Begini Kata Ahli

Tag

Editor : Averus Al Kautsar

Sumber YouTube