GridHITS.id - Beberapa waktu lalu terjadi debat panas antara aktivis yang juga Perwakilan dari Blok Politik Pelajar (BPP) Delpedro Marhaen dengan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI) Ade Armando.
Acara debat ini disaksikan banyak pihak karena dilakukan secara live melalui zoom dan live streaming pada kanal YouTube Hersubeno Point, pada Senin, 28 Juni 2021 pukul 19.00 WIB.
Karena keberanian itu, sosok dan profil Delpedro Marhaen pun banyak dicari termasuk jejak masa lalunya yang pernah menjadi Ketua BEM UI.
Nah, dalam debat panas itu,Pedro menganggap Ade Armando tidak segarang di Twitter. "Tenyata tidak segarang cuitannya di Twitter dan berbeda hari ini terlihat lemah dan lesu," ungkapnya kepada media.
Buat yang belum tahu, debat terbuka ini adalah wujud dari tantangan debatdalam menanggapi cuitan Ade Armando, terhadap konten yang dibuat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI. "Ini karya BEM UI. Saya sih menghargai kebebasan berekspresi. Tapi kalau jadi lembaga yang mewakili mahasiswa UI, ya jangan kelihatan terlalu pandirlah. Dulu masuk UI, nyogok ya?" Tulis cuitan pada twitternya @adearmando1.
Sebelumnya, media juga ramai diberitakan usaiviralnya penyematan gelar The King of Lip Service, pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada meme yang dibuat oleh BEM UI.
Banyak pihak yang tak terima sehingga terjadilah acara debat panas tersebut.
Baca Juga:Biodata Flavio Zaviera, Aktris Muda 16 Tahun yang Cantiknya Bikin Terpana!
Berikut profil Delpedro Marhaen yang kami kutip dari berbagai sumber:
1. Kritik Ade Armando Tak Beralasan
Cuitan Ade Armando di Twitter menurut Delpedro kurang tepat.
Twit Ade Armando yang mengkritik Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) tidak sejalan dengan kapasitasnya.
Asal tahu saja, Ade sendiri adalah pakar sekaligus dosen ilmu komunikasi di kampus tersebut.
2. Komunikasi Salah
Pedro menilai cara komunikasi Ade Armando keliru.
"Sebenarnya di sini, justru agak aneh, Pak Ade Armando doktor dan dosen komunikasi, tapi dari komunikasi beliau, salah.
Tadi bilang kritik yang dilakukan BEM UI tidak pintar.
Baca Juga:Biodata Amel yang Mirip Nike Ardilla dan Kisah di Balik Kepopulerannya Saat Ini
Nah, saya tanya apanya yang tak pintar," kata Delpedro dalam debat terbuka dengan Ade Armando yang disiarkan secara live di channel Youtube Hersubeno Point, Senin (28/6) malam.
3. Ade Armando Membual
Dalam debat panas itu, Pedro menyinggung pernyataan Ade yang menganggap BEM UI pandir.
Ia menjelaskan BEM UI dalam kritiknya mengungkapkan beberapa poin yang memperlihatkan ketidakkonsistenan Jokowi, misal terkait kerinduan didemo.
“Mas Ade enggak tahu teman saya diangkut ke mobil polisi, saya nemenin ke Polda, Mas Ade enggak tahu.
Padahal Jokowi bilang mau didemo.
Artinya, lip of service benar, enggak salah kalau yang dipujanya Jokowi pembual, ya, pasti pion-pionnya jago membual kayak Mas Ade,” ucap Pedro.
4. Pedro Tak Terima dengan Tudingan Masuk UI Disuap
Profil Delpedro Marhaenmenark adalah ia tidak terima dengan tudingan Ade Armando.
Pedro justru menyindir cuitan Ade Armando yang menuding bahwa pihak UI menerima suap dari mahasiswa. "Rektorat UI keliru jika memanggil Leon tetapi, yang seharusnya dipanggil adalah Ade Armando. Biar sekaligus dimintai klarifikasi soal UI bisa disuap," kata Peldro.
Baca Juga:Biodata Lee Min Ho, Aktor Pentolan yang Ternyata Bercita-cita Jadi Pesepak Bola
Tak hanya itu, Peldro juga mempertanyakan urgensi rektor UI memanggil pengurus BEM UI pada Minggu sore, 27 Juni 2021.
JAWABAN DOSEN ADE ARMANDO
Pada kesempatan terpisah, Ade Armando mengungkapkan keberatan atas kritik mahasiswa UI ke Presiden Jokowi dengan beberapa alasan berikut ini.
1. Data Tidak Valid
Ade Armando mengaku alasan twitnya menyebut BEM UI pandir karena mengritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan sebutan King of Lip Service.
Ade mengatakan, dirinya termasuk orang yang menghargai kebebasan berekspresi.
Karena itu, kata dia, apa yang disampaikan BEM UI tak valid dalam berdemokrasi.
Apa yang disampaikan BEM UI, kata Ade, dilakukan dengan cara yang tidak pintar.
"Mereka menyerang Pak Jokowi dengan cara, yang menurut saya, tak pintar. Maka, sebagai anggota civitas akademik UI, saya harus menyatakan, enggak beres nih kalian cara berpikirnya," jelas Ade.
Baca Juga:Ini Dia Biodata Rossa, Masih Betah Menjanda dan Pacaran dengan Afgan
2. Revisi Undang-Undang ITE
Dosen Ilmu Komunikasi ini juga menjelaskan letak ketidakberesan BEM UI menyebut Jokowi sebagai King of Lip Service tatkala menunjukkan serangkaian bukti.
Misalnya, Undang-Undang (UU) Informasi dan Transaksi Elektronik atau ITE, UU KPK, UU Tenaga Kerja, dan penangkapan demonstran.
Dari bukti yang ada, lanjut Ade, tampaknya tim riset BEM UI tidak membaca apa yang telah dilakukan pemerintah dalam merevisi UU ITE.
Dia mengatakan, sejak awal Jokowi sudah menghendaki agar UU ITE direvisi.
Sebab, pasal-pasal karet dalam UU ITE sudah memakan banyak korban.
Namun , dia mengklaim, rencana itu ditolak DPR.
Demikian sedikit sikap dan profil Delpedro Marhaen
Baca Juga:Profil Ryan Hidayat, Pria Idaman Nike Ardilla Pada Masanya