Masih Percaya Mitos? Banyak Orang Baru Tahu Arti Perawan Menurut Psikologi

Selasa, 22 Juni 2021 | 16:00
Freepik

Arti perawan menurut psikologi

GridHITS.id - Apakah Anda sudah tahu apa arti perawan menurut psikologi?

Hingga saat ini, keperawanan wanita masih menjadi pembahasan yang sensitif dan sering diperdebatkan publik.

Beberapa waktu lalu, publik sempat digamparkan dengan adanya uji keperawanan bagi calon anggota kepolisian dan angkatan bersenjata.

Banyak pro dan kontra dengan adanya uji keperawanan tersebut sampai-sampai menimbulkan perdebatan.

Dari sisi pro, publik setuju dengan adanya uji, sebab mereka menilai uji tersebut bisa menjadi indikasi calon siswa berkepribadian baik.

Baca Juga: Masih Dipercaya Banyak Orang, Berikut Tanda-tanda Wanita Tak Perawan

Hal itu menggambarkan bahwa masyarakat masih berpegang teguh terhadap pandangan bahwa wanita yang belum menikah seharusnya masih perawan.

Pandangan tersebut membuat orang-orang cemas dan seolah mendeskreditkan posisi wanita di mata publik.

Karena banyak orang yang berpandangan bahwa keperawanan seseorang merupakan indikasi dari pribadi seorang wanita, banyak pria yang khawatir akan mendapatkan pendamping hidup yang sudah tidak perawan.

Banyak juga orang tua khawatir mendapatkan menantu yang sudah tidak perawan.

Kecemasan tersebut semakin berkembang dan memunculkan mitos-mitos seputar keperawanan.

Masyarakat begitu gencar mencari ciri-ciri wanita yang sdah tidak perawan, salah satunya dari kondisi fisik, seperti soal selaput dara.

Masyarakat memandang bahwa wanita yang sudah tidak perawan tidak memiliki selaput dara lagi lantaran sudah robek.

Kondisi yang paling umum diperdebatkan adalah ketika seorang wanita berhubungan seksual untuk pertama kalinya dengan sang suami, jika ia tidak mengeluarkan darah dari kemaluannya akan dianggap sudah tidak perawan.

Tentu hal itu dapat berpengaruh pada keberlangsungan rumah tangga mereka, terlebih bagi kondisi psikis wanita.

Baca Juga: Satu Indonesia Heboh dengan Pil Perawan, Benarkah Efektif?

Hal itulah yang membuat publik berdebat, sebab konsep yang demikian akan semakin membuat posisi wanita di masyarakat semakin terpojok.

Lantas banyak yang bertanya-tanya tentang fakta selaput dara secara medis.

Benarkah robeknya selaput dara itu bisa dijadikan indikasi perawan atau tidaknya seorang wanita?

Selain pertanyaan-pertanyaan tersebut, ada hal mendasar yang perlu dijawab.

Yakni, pertanyaan apa sih arti perawan menurut psikologi maupun medis?

Melansir dari video YouTube milik dr. Shindy yang bertajuk MITOS/FAKTA “SELAPUT D4RA”! yang dipublikasikan pada (16/12/19) dan sejumlah sumber terpercaya lainnya, kita jawab satu persatu pertanyaan tersebut.

1. Selaput Dara

Dalam istilah medis, selaput dara ternyata merupakan salah satu bagian organ kewanitaan, yakni hymen.

Selaput dara atau hymen adalah sebuah lapisan kulit tipis yang menutupi sebagian dari jaringan vagina, berada di bagian dalam setelah mulut vagina.

Menurut dr. Fahimeh Sashan dari The Mount Sinai Hospital New York, perlu digarisbawahi, setiap wanita memiliki selaput dara atau hymen yang berbeda-beda.

Ada wanita yang memiliki selaput dara yang sangat kecil sehingga rentan sobek kapan saja.

Baca Juga: Pernah Jadi Janda di Usia yang Masih Sangat Muda, Celine Evangelista Blak-blakan Sudah Tak Perawan Sejak Usia Belasan Tahun: 'Ya Nyaman Aja'

Selama ini, masyarakat berpandangan bahwa selaput dara hanya bisa sobek ketika seorang wanita berhubungan seksual untuk pertama kalinya.

Ternyata, hal itu hanyalah mitos, faktanya selaput dara bisa sobek kapan saja.

Fakta yang sebanarnya ialah selaput dara wanita bisa sobek karena banyak penyebab, seperti kegiatan fisik berlebihan, contohnya bersepeda, berkuda, jatuh, pemasangan tampon setelah operasi, dan lain-lain.

Biasanya, wanita tersebut tidak menyadari bahwa selaput daranya sedang robek, karena rasa nyeri yang dirasakan setelah beraktivitas ekstrem tersebut berbeda dengan rasa nyeri setelah berhubungan intim.

Biasanya, wanita akan mengira bahwa darah yang keluar dari kemaluannya setelah beraktivitas ekstrem merupakan darah menstruasi.

Ada juga wanita yang memiliki selaput dara yang kuat atau lobangnya besar.

Hal itu membuat selaput dara wanita tidak sobek meski sudah berhubungan badan.

Jadi, sekarang sudah jelas, ya, kalau selaput dara tidak hanyaa sobek karena berhubungan intim saja.

2. Keperawanan

Perlu dicatat, istilah keperawanan tidak dikenal secara medis atau bukan suatu kondisi medis.

Keperawanan adalah konsep dan norma sosial yang berhembang di masyarakat yang kemudian dihubungkan dengan selaput dara dan mitos-mitos lain yang sudah dijelaskan di atas.

Oleh karena itu, arti keperawanan tentu berbeda-beda bagi setiap orang, termasuk arti perawan menurut psikologi.

Justru sejumlah psikolog menyatakan ketidaksepakatannya terhadap adanya tes keperawanan bagi wanita.

Baca Juga: Jefri Nichol Mengaku Keperjakaanya Melayang Pada Umur 17 Tahun, Dugaan Warganet Langsung tertuju Pada Shena Cinnamon: 'Berarti Dia Juga Udah Enggak Perawan'

Menurut Psikolog Rosdiana Setyaningrum MPsi, MHPEd, tes keperawanan sungguh tidak menghormati perempuan.

Ia tidak sepakat dengan adanya tes keperawanan sebelum menikah.

“Tes semacam itu enggak menghormati perempuan, ya. Selaput dara itu kan juga bisa robek karena aktivitas olahraga, atau memang selaput daranya tipis," katanya.

"Bahkan, bisa juga karena perempuan punya riwayat kekerasan seksual. Masa karena hanya itu perempuan enggak bisa nikah,” sambungnya.

Hingga saat ini, para ahli medis maupun psikolog gencar memberikan pengetahuan kepada masyarakat soal mitos dan fakta keperawanan yang berkembang di lingkungan mereka.

Editor : Ratnaningtyas Winahyu

Sumber : Youtube.com

Baca Lainnya