GridHITS.id -Kesuksesan bisa berawal dari mana saja, termasuk dari berjualan cilok dengan modal Rp 20 ribu.
Cerita sukses Harsono, pria asalKelurahan Tegalgede, Kecamatan Sumbersari, Jember, Jawa Timur ini bisa menjadi motivasi bagi kita semua.
Harsono yang berprofesi sebagai seorang penjual cilok di Jember ini sukses besar hingga punya banyak properti berupa 3 buah apartemen dan 13 rumah.
Tahun 2019, Harsono juga sudah menunaikan ibadah haji dengan uang hasil berjualan cilok.
Harsono memulai usahanya di tahun 1997 bersama istrinya, Siti Fatimah.
Ia mengaku terinspirasi untuk berjualan cilok oleh ayahnya yang juga menjual cilok di Bali.
Saat ayahnya pulang dari Bali, Harsono meniru bisnisnya, yakni membuat cilok dari campuran daging dan tepung.
Kala itu, cilok di Jember hanya dibuat dari tepung, belum ada yang berbahan daging.
“Modal awal dulu paling hanya Rp 20.000,” ujar Harsono dikutip dari Kompas.com.
Namun, saat pertama memulai berjualan cilok, Harsono mengaku masa-masa itu yang paling berat.
Harsono menjajakan cilok secara berkeliling dan berangkat pukul 06.30 WIB.
“Berangkat pagi, pulangnya habis isya,” ucapnya.
Dia kerap menyambangi sejumlah sekolah yang ada di Kecamatan Sumbersari hingga Kecamatan Kaliwates.
Walau sudah sekuat tenaga mencoba menawarkan ciloknya ke berbagai lokasi, penjualan cilok setiap harinya tidak pernah habis.
Harsono juga mulai kehilangan semangat, sebab pendapatannya tidak banyak.
Apalagi, ketika wali murid tidak memperbolehkan anaknya membeli cilok, karena merupakan jenis makanan baru.
Karena putus asa, Harsono lantas kembali ke profesi lamanya, yaitu menjadi tukang becak selama 2 bulan.
Namun, istrinya kembali meyakinkan Harsono untuk tetap mencoba berjualan cilok.
“Waktu itu, penghasilan becak hanya Rp 5.000. Sedangkan, berjualan cilok Rp 10 ribu,” ungkap istrinya, Siti Fatimah.
Kini, Harsono pun telah menuai hasil dari jerih payahnya.
Baca Juga: Biodata Irwan Mussry, Pengusaha Sukses yang Kekayaannya Diakui Dunia
Dagangannya yang ia beri nama Cilok Edy semakin laris dan dikenal masyarakat.
Dari yang semula hanya memiliki satu gerobak, ia akhirnya punya sepuluh – meski sekarang tinggal empat.
Harsono juga sempat punya cabang di Probolinggo dan Bondowoso, namun tak bertahan lama.
Hasil kesuksesan Harsono dari berjualan cilok adalah bisa membeli 3 apartemen, 13 rumah, hingga sawah.
Aset-aset itu didapat Harsono dan istri dari memutarkan uang hasil penjualan cilok.
Sebagai modal membeli aset-aset itu, Harsono meminjam uang di bank, lantas ia membayarnya dengan hasil penjualan cilok.
Ia menggunakan aset-aset tersebut untuk investasi.
Mereka membeli rumah untuk dikontrakkan dan dijadikan tempat kos.
“Sekarang apartemen punya tiga untuk disewakan, rumah ada 13 untuk dikontrakkan dan dikoskan,” beber Harsono.