GridHITS.id - Tsunami, sebuah kata yang mampu membuat bulu kuduk merinding, karena langsung terbayang betapa ngeri bencana alam yang satu ini.
Seolah masih terekam jelas di pikiran betapa musibah tsunami bisa menimbulkan korba jiwa yang luar biasa besar di Aceh, Nias, hingga di Anyer beberapa waktu silam.
Kengerian ini pun makin bertambah, khususnya bagi warga Jawa Timur.
Pasalnya, berdasarkan kajian Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kini potensi gempa bumi besar yang dapat memicu gelombang tsunami di wilayah selatan Jawa Timur kembali muncul.
Terkait hal tersebut, masyarakat pesisir selatan Banyuwangi terus mendapatkan sosialisasi mitigasi bencana tsunami.
Namun, masyarakat Banyuwangi sendiri rupanya memiliki pengalaman soal tsunami.
Tahun 1994, tsunami sempat menghantam daerah di pesisir selatan Jawa, termasuk Banyuwangi, Jawa Timur.
Ratusan orang dinyatakan tewas dalam peristiwa itu.
Berdasarkan peristiwa itu, masyarakat Desa Sarongan, Banyuwangimempunyai kearifan lokal soal tanda-tanda terjadinya tsunami, selain adanya gempa besar.
Ketua Desa Tangguh Bencana (Destana) Sarongan Agus Salim Afandi mengatakan ada dua peristiwa janggal yang menjadi tanda jika akan terjadi tsunami.Pertama, yakni ikan-ikan terlihat menepi ke area pantai.
Fenomena ikan yang meninggalkan dalamnya lautan ini seolah pertanda jika ada yang sedang tidak beres di bawah permukaan laut.
"Kalau tsunami itu, ikan minggir. Mereka tahu, kok terjadi ikan minggir ini kan terjadi sesuatu, warga pasti curiga," kata Agus Salim dikutip dari Kompas.com.
Kemudian, air laut biasanya berbau lebih tajam dan menyengat dari hari-hari biasanya."Ini asinnya menyengat sekali kalau terjadi tsunami. Ini orang dulu (yang mengalami tsunami) yang bilang begitu," kata dia.
Berada di daerah yang lebih rentan terkena tsunami membuat warga desa Sarongan sudah terbiasa dengan mitigasi bencana alam.
Warga pun akan langsung mengevakuasi diri dan keluarga ke dataran yang lebih tinggi jika terjadi gempa.