Find Us On Social Media :

Miris, Kekurangan Kayu untuk Kremasi Warga yang Meninggal Karena Corona, India Sampai Perintahkan Tebang Pohon di Taman Kota

Mencekam, Area Publik Diubah Jadi Rumah Sakit Darurat, Covid-19 di India Semakin Meroket Hingga Harus Korbankan Pohon-pohon di Taman Kota Ditebangi untuk Kremasi Jenazah

GridHot.ID - Penyebaran Covid-19 di India semakin tak terkendali.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pertemuan massal, rendahnya tingkat vaksinasi, dan varian baru virus corona yang ganas menyebabkan kasus Covid-19 di India melonjak parah.

Dilansir Kompas.com, WHO menyebutkan, kombinasi ketiga penyebab tersebut menjadi "badai sempurna" yang membuat gelombang kedua Covid-19 yang mematikan di India.

 Baca Juga: Tak Sadar Dapat Aliran Duit Korupsi Bansos Covid-19, Cita Citata Yakin Tak Akan Disuruh Mengembalikan Honor Manggungnya

Bahkan pejabat di New Delhi, India, mendapatkan instruksi untuk melakukan penebangan pohon di taman kota sebagai bahan bakar untuk kremasi seiring meroketnya kasus Covid-19 dan kematian di seluruh negeri.

Melansir Business Insider, kayu bakar digunakan di India untuk mengkremasi jenazah sebagai bagian dari upacara pemakaman.

Tetapi karena semakin banyak orang yang terus meninggal akibat Covid-19 di India, lebih banyak kayu dibutuhkan untuk bahan bakar pembakaran, menurut Associated Press.

 Baca Juga: India Makin Terpuruk Kasus Covid-19, Layanan Kesehatan Dikabarkan Nyaris Kolaps Usai Setiap 4 Menit Satu Pasien Meninggal, Warga Terpaksa Kremasi Jenazah di Halaman Rumah

Jumlah kasus infeksi Covid-19 yang melonjak di India tumbuh pada laju tercepat di dunia. Pada hari Minggu (25/4/2021), negara itu mencatat lebih dari 350.000 kasus Covid-19 baru, memecahkan rekor dunia untuk kasus Covid-19 harian untuk lima hari berturut-turut.

Sementara itu, melansir Reuters, pasokan medis penting mulai mencapai India pada hari Selasa (27/4/2021) ketika rumah sakit di negara tersebut kekurangan oksigen.

Sebuah pengiriman dari Inggris, yang terdiri dari 100 ventilator dan 95 konsentrator oksigen, tiba di ibu kota New Delhi. Meski demikian, Juru Bicara Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan Inggris tidak memiliki kelebihan dosis vaksin Covid-19.

 Baca Juga: Malah Main Salah-salahan, Terdakwa yang Suap Eks Mensos Juliari Batubari Sebut Dirinya Dijebak Broker Bansos Covid-19, Akui Kelakuannya Demi Menyelamatkan Tagihan Perusahaan